Terdampak 24 titik Bencana Banjir dan Longsor Padang Pariaman

oleh -83 views
oleh
83 views

Parit Malintang,- Curah hujan yang tinggi pada Rabu (20/09) siang hingga malamnya, berdampak kepada bencana banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Padang Pariaman. Debit air di beberapa sungai meluap dan kondisi tanah yang labil menyebabkan longsor di beberapa titik.

Update data terkini (22/09) dari BPBD daerah setempat, terdapat 24 nagari di 12 kecamatan yang terdampak bencana alam banjir dan longsor. Banjir terjadi di Kecamatan Patamuan, VII Koto, 2×11 Enam Lingkung, Enam Lingkung, 2×11 Kayu Tanam, V Koto Timur, Nan Sabaris, dan Kecamatan Sungai Geringging, serta Ulakan Tapakih.
Sementara, bencana tanah longsor di wilayah Kecamatan V Koto Timur, IV Koto Aur Malintang, Patamuan, dan Kecamatan 2×11 Kayu Tanam. Kemudian terdampak abrasi sungai dan pantai juga terjadi di Kecamatan Sungai Limau dan Ulakan Tapakis.
Kondisi pasca banjir dan longsor tersebut di atas, telah ditinjau oleh Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur didampingi Kepala OPD terkait kemarin, Kamis (21/09). Hadir Kepala BPBD Budi Mulya, Kepala Dinas PUPR El Abdes Marsyam, camat dan wali nagari di wilayah setempat.
Tampak ikut bersama rombongan Bupati Suhatri Bur, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Kementerian PUPR Muhammad Dian Al Makruf, dan Kepala Dinas BMCKTR Sumatera Barat Erasukma Munaf.
Bupati Suhatri Bur bersama rombongan melakukan peninjauan lokasi ke Sungai Batang Mangor Nagari Tandikek Kecamatan Patamuan, Sungai Batang Ulakan, dan seluruh titik bencana yang terjadi. Pada kesempatan itu, Bupati Suhatri Bur meminta bantuan ke BWSS dan Pemprov Sumbar dalam upaya tanggap darurat bencana.
“Sesegera mungkin tanggap darurat diupayakan, agar sarana prasarana yang rusak bisa cepat diperbaiki,” sebut Suhatri Bur saat melakukan pemantauan kemarin.
Dalam menyikapi kondisi tersebut, Bupati Suhatri Bur menghimbau masyarakat Padang Pariaman untuk selalu waspada. Dia menganjurkan segera mungkin untuk mengungsi ketika curah hujan tinggi.
“Tetap waspada, karena kita tidak tahu kapan bencana itu akan terjadi. Demikian juga dengan petugas dari BPBD dan tenaga lainya, harus siap siaga dengan kemungkinan terjadi,” tandasnya.(**)