Wartawan Perempuan FJPI Sumbar Jalin Silahturahmi dan Sinergis dengan BI Wil. Sumbar

oleh -853 views
oleh
853 views

PADANG–Jurnalis perempuan harus terus meningkatkan kualitas, menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang strategis, dan memperluas jaringan, untuk bisa eksis di bidangnya dan untuk memberi manfaat kepada masyarakat. Poin-poin itu juga yang dilakukan oleh para wartawati yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) wilayah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Disampaikan oleh Ketua FJPI Sumbar Nita Indrawati, saat organisasi yang komunitasnya saat ini tersebar di 15 provinsi di Tanah Air tersebut melakukan audiensi dengan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Endang Kurnia Saputra dan jajaran, Rabu (27012/2023), dari eksistensi para wartawati Sumbar di lapangan, banyak hal yang dijumpai yang bersifat strategis untuk menjadi perhatian banyak pihak.

“Misalnya, masih banyak pelajar yang bahkan tidak mengetahui nama kepala daerah mereka, tidak mengenal Roehana Koeddoes, jurnalis perempuan pertama Indonesia, yang asalnya dari Sumbar. Banyak sekali para pahlawan yang berasal dari Sumbar, yang tidak diketahui oleh para pelajar. Minimnya literasi mereka ini membuat kami miris. Kondisi ini menjadi cambuk untuk kami untuk terus mendorong peningkatan literasi bagi pelajar,” ungkap Nita.

Menanggapi hal ini, Kepala BI Sumbar Endang Kurnia Saputra menyatakan bahwa BI, sejalan dengan harapan mulia FJPI Sumbar, juga turut mendorong generasi muda di Sumbar untuk memiliki literasi kebangsaan yang baik, seperti melalui program CBP Rupiah (Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah), yang satu bagiannya mengajarkan bagaimana generasi muda bisa mengenal keberadaan para pahlawan melalui tokoh-tokoh yang ditampilkan pada uang Rupiah.

“Rupiah simbol kedaulatan bangsa. Ini yang kita kenalkan pada para generasi muda,” sebut Endang.

Endang juga memberi masukan kepada FJPI Sumbar, untuk terus meningkatkan kolaborasi dengan organisasi kewartawanan lainnya. BI sendiri akan menjadi rumah kedua bagi wartawan

“Mari kita sama-sama membangun, bagaimana Sumbar ini kembali menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan seimbang, dan bisa membangun SDM sebaik-baiknya,” tambah Endang.

Menurut Endang, angka kemiskinan di Sumbar terus menurun, meskipun masih banyak problematika yang ditemukan. Peran pemprov yang baik dan didukung adat budaya, seperti senang berzakat, juga mendorong hal ini.

“Tapi masih kalah jauh dengan Sulsel. Kita perlu mencontoh pada yang yang lebih baik ya. Tadinya, dalam sejarah Indonesia, mungkin Sumbar merupakan provinsi termaju. Buktinya, ada BI di Muaro. Pertama kali di luar Jawa ya di situ. Berarti ini maju sekali dulu,” tutur Endang.

Meski demikian, diakui Endang, tidak banyak yang perlu dikhawatirkan di Sumbar, terutama mengingat Indeks Pembangunan Manusia di Sumbar yang cukup tinggi.

Di sisi lain, Manajer FPPUKIS BI Sumbar Arif Rahadian menambahkan masukan bagi FJPI Sumbar, agar lebih memerhatikan lagi tuntunan percepatan digitalisasi.

“Tantangan bagi rekan jurnalis, bagaimana membangun ekosistem media. Mau tidak mau, ke depan digital itu akan menggantikan. Ini menarik. Kemampuan menulis tetap diasah, kebutuhan percepatan digitalisasi juga difokuskan,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, FJPI Sumbar juga menyerahkan cendera mata berupa hasil karya buah kreativitas FJPI Sumbar kepada jajaran BI Sumbar. Pihak BI Sumbar sendiri memberikan komitmen untuk terus bermitra baik dengan media massa, dalam tataran profesional dan saling memberi manfaat kebaikan, terutama bagi masyarakat.(**)