Rumah Gadang Hj. Siti Rasyidah, Permata Eksotis di Tengah Kota Solok

Eksotiknya Rumah Gadang Hj Siti Rasyidah di Kota Solok. (dok/ilhm)
Eksotiknya Rumah Gadang Hj Siti Rasyidah di Kota Solok. (dok/ilhm)

Oleh: Ilhamsyah MirmanFounder Ranah Rantau circle/RRc

Makan Gulai Ikansasau dan pangek Ombilin menjadi teman pengisi lambung di siang hari Jumat pekan lalu. Makanan khas salingka danau Singkarak, sekali dilanyau bersama kriuk ikan bilih.Ketiga kuliner tradisional ini maknyus menemani gurih bareh solok di Rumah Gadang Hj Siti Rasyidah,  di simpang Dempal, kota Solok.

Menempati area total hampir setengah hektar di tengah kota yang men'declare' Serambi Madinah. Sepelemparan batu dari Pasar Pagi, Lapangan Istiqlal dan bertetangga dekat RSUD serta Taman Syech Kukut.Rumah gadang asri penuh ukiran, atap gonjong dan ornamen eksotik ini sungguh oase tacelak bagi setiap orang berlalu lalang.

Masuk kota, dari pasar, mau ke sekolah, cek saldo di Bank Nagari hingga warga yang hendak cuci mata, dipastikan terpesona melihat rumput hijau, taman resik di muka rumah gadang yang usianya jelang lima dekade. View istimewa, meski agak disayangkan tonggak BTS mengganggu latar kiri belakang.Dibanding dengan usia rumah gadang lain, memang relatif baru. Namun yang perlu dicatat benar adalah bagaimana sang pewaris, Nenek Ida (85 thn), bersama anak perempuannya Afrida Pelitasari (53 thn) menjaga dan merawat warisan leluhur. Wanita paruh baya yang akrab dipanggil Ita, saat ini berkarier sebagai birokrat di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pengabdian panjang hampir seperempat abad di ibukota, yang karena tugasnya ke berbagai destinasi wisata di tanah air, menguatkan tekad untuk menjaga warisan budaya tak ternilai sekaligus menyuguhkan destinasi unggul agar bisa dinikmati oleh seluruh kalangan.Mengajak anak muda kreatif dan pegiat wisata setempat untuk mengenalkan sebagai lokasi santai dan swafoto.

"Cukup banyak pengunjung singgah sekedar selfie atau mengambil foto pre wedding," ujar Roni, pegiat media sosial sekaligus pendiri Salingka Solok.Bersama pelaku ekonomi kreatif, seperti Bayu dan beberapa temannya, Roni dipercaya mempublikasikan rumah gadang ini di berbagai platform media sosial.

"Kami sedang mengupayakan agar pengunjung mengetahui dan menyempatkan singgah, Inshaa Allah," ujar Roni.Bahkan Roni siap membantu dan memandu, kata Roni Alumni Fakultas hukum Unand ini. Ita optimis dengan posisi kota Solok dijalur perlintasan pariwisata. Sebagai hub bagi tujuan wisatawan seputar kabupaten Solok, ke Silokek, Sujunjung atau Dharmasraya.

Sejumlah perangkat penunjang tersedia untuk digunakan pengunjung berswafoto, antara lain baju kurung basiba beserta asesoris pendukung, termasuk juga pakaian datuk kaum pria. Fasilitas foto dan alat musik menunjang atraksi dan penampilan grup seni tradisi anak nagari sudah juga tersedia. Jadwal berlatih rutin dua kali seminggu, kamis dan minggu malam.Kedepannya, rumah gadang 7 (tujuh) ruang plus dua kamar tambahan di sisi belakang serta sepasang rangkiang siap menampung keluarga dan sahabat serta siapa saja yang berkenan datang. Istimewanya lagi, cukup berjalan kaki lima belas menit, destinasi unggulan wisata agro Sawah Solok dan Batang Lembang langsung terjangkau.

Trend wisatawan 'experience' yang ingin menikmati langsung denyut nadi dan kehidupan ditempat yang dituju membuka peluang besar yang terkait langsung. Untuk itu konsep homestay sangat cocok diterapkan. Diskusi bagaimana memaksimalkan keberadaan rumah gadang Hj Siti Rasyidah yang membawa kami, saya dan isteri sampai ke sini.Dinding dan tiang penuh ukiran, lampu gantung klasik model jadoel dan dilengkapi tempat tidur berkelambu bak puteri raja. Serasa kembali ke zaman rikiplik. Bukan sekedar di angan, rasa rindu pada suasana kehangatan rumah gadang karya adiluhung tempo doeloe terasa benar bagi setiap yang datang.

Tidak mudah merawat tempat tinggal yang material utamanya kayu kualitas nomor wahid. Butuh kesabaran dan mesti telaten, karena sebagian bahan bakunya termakan usia. Kondisi yang khusus untuk turunan Hj Rasyidah bisa dijaga dengan sungguh. Gemeretak kayu saat dipijak, bertemankan kecerahan politur dan kerumitan ukiran khas Pandai Sikek seakan menemani setiap langkah. Bahagia sangat.Ucapan terima kasih pada orang tua yang mewarisi rumah gadang ini. Dan terutama pada kedua generasi penerus yang mau membuka diri, berbagi nuansa kampung halaman. Rugi benar rasanya, ajakan tulus dengan tangan terbuka sekiranya tidak disambut dengan antusias.

Editor : Adrian Tuswandi, SH
Banner - Gerindra
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini