Jakarta, - Pada awal Desember 2024, Komisi XII DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan Direksi PT PLN (Persero) guna membahas sejumlah isu strategis terkait elektrifikasi dan transisi energi.
Dalam pertemuan tersebut, Hj. Nevi Zuairina menegaskan pentingnya akselerasi penyelesaian Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033, yang merupakan dokumen utama dalam mendukung target energi terbarukan di Indonesia.
Salah satu sorotan utama adalah keterlambatan penyelesaian RUPTL, yang sangat penting dalam mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025.
Legislator PKS asal Sumatera Barat ini meminta agar dokumen tersebut segera diselesaikan demi menjaga kelangsungan program strategis nasional.
"RUPTL adalah dasar utama bagi PLN untuk menyusun program-program strategis. Penyelesaian dokumen ini menjadi langkah awal yang sangat penting agar seluruh rencana dapat berjalan sesuai target," ungkap Nevi Zuairina.
Dalam rapat tersebut, PLN juga membahas usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun.Nevi mendesak PLN untuk memberikan kejelasan terkait target rasio elektrifikasi hingga 2025.
Meski rasio elektrifikasi nasional telah mendekati 100%, masih ada 0,22% penduduk, terutama di wilayah terpencil, yang belum mendapatkan akses listrik.
Nevi menekankan pentingnya realisasi program listrik desa guna memastikan semua rakyat Indonesia memiliki akses terhadap listrik.
"PLN harus mempercepat elektrifikasi di wilayah terpencil agar target pemerintah mencapai rasio elektrifikasi 100% dapat terwujud," tegasnya.
Editor : Redaksi