Wabup Risnaldi Ibrahim Paparkan Strategi Pendidikan Daerah di KPI 2025 Jakarta

Menteri Pendidikan serahkan penghargaan Lingkar Daerah Belajar Award 2025, pada  Pemkab Pesisir Selatan, diterima oleh Wakil Bupati Pesisir Selatan  Risnaldi Ibrahim di Jakarta. (Foto: Ist)
Menteri Pendidikan serahkan penghargaan Lingkar Daerah Belajar Award 2025, pada Pemkab Pesisir Selatan, diterima oleh Wakil Bupati Pesisir Selatan Risnaldi Ibrahim di Jakarta. (Foto: Ist)

Jakarta, - Wakil Bupati Pesisir Selatan Risnaldi Ibrahim tampil sebagai narasumber dalam Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) 2025 yang digelar pada Rabu (14/5/2025).

Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini berlangsung di Gedung Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Jl. Gatot Subroto Kav. 40-41, Kuningan, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Risnaldi memaparkan strategi pembangunan pendidikan berkelanjutan yang tengah diimplementasikan di Kabupaten Pesisir Selatan.

Risnaldi menyampaikan paparannya di hadapan tokoh nasional seperti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, Bupati Jember Muhammad Fawait, serta akademisi, kepala sekolah, dan pemerhati pendidikan dari berbagai daerah.

Ia menegaskan bahwa komitmen pemerintah daerah terhadap pendidikan dimulai dari sinergi antarpihak.

“Tidak ada yang bisa bekerja sendiri. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, tokoh agama, dan masyarakat menjadi kunci utama transformasi pendidikan kami,” ujar Risnaldi.

Kabupaten Pesisir Selatan, menurut Risnaldi, memiliki potensi pariwisata yang besar sekaligus tantangan pendidikan yang kompleks.

Oleh sebab itu, pemerintah daerah menggandeng berbagai institusi mulai dari Kementerian Agama, MUI, NU, Universitas Negeri Padang, hingga yayasan pendidikan untuk mengakselerasi peningkatan mutu pembelajaran.

Upaya ini melahirkan program strategis seperti Nagari Pandai dan Nagari Mengaji yang kini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Risnaldi juga mengungkapkan bahwa tantangan seperti rendahnya indeks karakter siswa, pengaruh negatif teknologi, dan minimnya pendampingan di sekolah direspons dengan solusi konkret.

Editor : Redaksi
Banner Zico
Bagikan

Berita Terkait
Terkini