Padang, - Danantara, sebagai pengelola seluruh BUMN, kini menjadi motor penggerak pembangunan, pertumbuhan, serta lokomotif ekonomi Indonesia yang baru. Isu di tengah masyarakat yang menyebut Danantara tidak dapat disentuh KPK ditepis dengan tegas.
“Jika ada yang mencuri atau korupsi, pasti ditangkap. Tidak mungkin dibiarkan. Di Danantara ada KPK, BPK, PPATK, Kapolri, dan Jaksa Agung yang mengawasi,” tegas Wakil Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, saat memberikan kuliah umum bertema Membangun Triple Helix Baru Kolaborasi Universitas - BUMN - Danantara untuk Kedaulatan Indonesia di Convention Hall Universitas Andalas, Padang, Jumat (13/6/2025).
Menanggapi pertanyaan mahasiswa terkait isu bahwa Danantara tak tersentuh KPK, Dony memastikan tidak ada yang kebal hukum, apalagi terkait uang negara. “Itu tidak benar. Saya terlibat sejak awal di Danantara, termasuk merancang UU dan strukturnya,” ujarnya.
Untuk pertama kalinya sejak menjabat, Dony hadir di kampus, mengajak Unand menjadi pusat riset yang berguna bagi pasar. Konsep Triple Helix menghubungkan perusahaan yang memproduksi, perguruan tinggi yang melakukan riset, dan pemerintah yang mengatur pasar. Oleh karena itu, ia mendorong Unand membuka kembali kelas-kelas ekonomi yang lebih aplikatif. “Saya bersedia hadir,” tambahnya.
Dalam paparannya yang dimoderatori Prof. Henmaidi, Dony menjelaskan bahwa Danantara merupakan era baru pengelolaan kekayaan negara. Sebelumnya, Indonesia memiliki 888 BUMN yang berada di bawah Kementerian BUMN, dengan laporan keuangan ke Menteri Keuangan dan dividen disetor langsung ke negara. Kini, dividen disetor ke Danantara untuk dikelola sebagai investasi jangka panjang.
“Jika kita punya toko, hasil labanya digunakan membuka toko baru, bukan dengan menjual toko yang ada. Begitulah pengembangan bisnis Danantara,” ujarnya. Tidak semua dividen disetor sepenuhnya, sebagian disisihkan untuk pengembangan usaha seperti menambah pabrik, memperbaiki infrastruktur, dan investasi lainnya.Saat ini, Danantara mengelola aset senilai Rp11 ribu triliun di berbagai sektor. "Ini bukan uang tunai, melainkan aset," jelas Dony. Pola pengelolaan seperti ini sudah lazim diterapkan di berbagai negara.
Jika pada 2024 laba BUMN mencapai Rp307 triliun, pada 2025 jumlah serupa akan dikelola dengan porsi terukur untuk pengembangan lebih lanjut. “Dulu antar BUMN tidak saling terhubung. Kini, bila satu BUMN mengalami kesulitan, yang lain bisa membantu karena semuanya di bawah Danantara,” jelasnya.
Lebih jauh, Dony menyebut banyak peluang ekonomi Indonesia yang selama ini justru dinikmati pihak asing. Kini, Danantara akan berinvestasi Rp2.000 triliun menggunakan laba BUMN untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Apa Itu Danantara?
Daya Anagata Nusantara (Danantara) adalah Badan Pengelola Investasi yang didirikan pemerintah Indonesia untuk mengelola kekayaan negara demi kepentingan masa depan. Gagasan ini sebenarnya sudah lama muncul, diawali oleh Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto, saat menjabat Menteri Keuangan.
Editor : Redaksi
