Pindah ke Sumut, Naslindo Cari Komunitas Minang

oleh -2,143 views
oleh
2,143 views

Padang,—Dr Naslindo Sirait sosok yang malamg melintang waktu muda ssbagai aktifis Sumbar. Setelah itu menjadi ASN dan menjabat Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Tapi per 1 Februari kemarin Naslindo Sirait tercatat sebagai ASN Pemprov Sumatera Utara, dia pindah karena diminta langsung Gubermur Sumatera Utara, setelah Naslindo Sirait meraih gelar S3 di Univeritas Andalas.

“Saya tidak lagi ASN dan Kepala Bappeda di Mentawai lagi, awal Februari sudah pindah ke Pemprov Sumatera Utara. Pertama bertugas saya mendayangi komunitas minang di Simut, saya cinta Sumbar karena saya besar di Padang Sumbar dan berkarir ASN di Kabupaten Kepulauan Mentawai,” ujar Naslindo membuat banyak peserta di Diskusi Tigabelasan JPS Sabtu 13/2 di Auditorium Istana Gubernuran Sumbar terkejut.

Naslindo hadir di JPS karena kedekatan dengan kalangan owner.media online di Sumbar, dia hadir untuk mencurah bulir pikir tentang Strategi Boomingkan Pariwisata Sumbar di Saat Pandemi Covid-19.

Kata Naslindo sebagai narasumber diskusi tadi, pariwisata berarti bicara cita rasa dan imajinasi. Kenapa orang harus datang ke suatu daerah destinasi wisata?

“Ya itu tadi, ingin menuntaskan cita rasa dan imajinasi dari kunjungan ke tempat tersebut, dan pantai indah serta.lembah amazing tanpa seni dan budaya pasti gersang,” ujar Naslindo.

Tentang  cita rasa dan imajinasi Naslindo mencontohkan Bali yang kaya dengan seni dan budaya, sehingganya banyak orang yang ingin datang ke sana.

“Seni dan budaya itu adalah jiwanya pariwisata. Salah satu keunggulan Bali itu terletak di sana,” ujar Naslindo.

Inilah yang perlu dikembangkan jika ingin pariwisata Sumbar itu maju. Seni dan budaya sesuai dengan kearifan lokal, dibina agar bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Bagaimana membangun ekosistem pariwisata yang terintegrasi itu yang harus dilakukan oleh semua pihak. Pemerintah, menurut Naslindo, cukup sebagai regulator saja dengan mendorong pelaku usaha di depan.

“Tetapi dengan pengembangan pariwisata tadi, jangan sampai terjadi ketimpangan di daerah yang menjadi kawasan wisata. Di mana masyarakat lokal tetap saja miskin, yang kaya hanya para pelaku wisatanya,” tutur Naslindo.

Jadi kata Naslindo yang perlu menjadi perhatian dari pengembangan pariwisata itu, yaitu sejauh mana masyarakat mendapat pula keuntungan dengan hadirnya kawasan wisata di daerah mereka.

Naslindo Sirait, seorang doktor tamatan Unand, telah 21 tahun malang melintang menjadi ASN, dan bertugas sebagai perencana pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai, termasuk pengembangan pariwisatanya yang sudah mendunia.

Dalam diskusi bulanan JPS ini, ikut juga sebagai narasumber pakar pariwisata Dr Sari Lenggogeni, Walikota Pariaman Dr Genius Umar yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata Pariaman Marhen, Ketua ASITA Sumbar Ian Hanafiah, Praktisi Pariwisata M Zuhrizul serta Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial.(rilis: jps)