Jakarta, – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh antara 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Prediksi ini diperkuat oleh laporan Bank Dunia yang menyatakan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara besar di Asia Tenggara yang diperkirakan mencatatkan pertumbuhan positif hingga 2025, melampaui Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Optimisme serupa diungkapkan oleh Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, yang memperkirakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5,1 persen dengan ditopang oleh peningkatan ekspor dalam beberapa bulan terakhir.
Seiring membaiknya ekonomi nasional, Sun Life Indonesia menyatakan keyakinannya untuk mencapai target pertumbuhan penjualan premi hingga 100 persen pada 2025.
Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Teck Seng Ho, menuturkan bahwa peningkatan ini didorong oleh penetrasi pasar yang terus berkembang.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat densitas asuransi per September 2024 mencapai Rp 2.080.020, meningkat dari Rp 1.940.000 pada akhir 2023.Kendati demikian, penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia (4,8 persen) dan Singapura (11,4 persen).
“Kami melihat ini sebagai peluang besar untuk terus memperluas layanan asuransi di berbagai segmen masyarakat,” ujar Teck Seng Ho.
Sun Life Indonesia juga mengandalkan berbagai saluran distribusi untuk meningkatkan penetrasi pasar, termasuk melalui kerja sama bankassurance, penguatan agen asuransi, dan investasi di platform digital seperti WhatsApp Client Services.
Selain itu, Sun Life mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal ketiga 2024 dengan Risk-Based Capital (RBC) untuk asuransi konvensional sebesar 586 persen dan asuransi syariah sebesar 256 persen, jauh di atas standar minimum 120 persen yang ditetapkan pemerintah.
Editor : Redaksi