Dua Cara Menang Lawan Covid19, Penyadaran dan Tindakan

oleh -482 views
oleh
482 views

Oleh : Emeraldy Chatra

MASUK tiga bulan sejak case positif Covid-19 ditemui di Sumbar, dan hari keempat Pembatasan sosial Berskala Besar (PSBB) tahap dua diterapkan di Sumbar sejak 6 Mei 2020, serta 270 orang pasien poatif Covid19 dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar per Jumat 8/5 sore kemarin.

Sesi video conference Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bersama berbagai elemen Sumbar Jumat malam kental nuansa optimis menang lawan Covid19.

Penulis termasuk bagian dari Video Conference (vicon) tersebut, tapi, karena waktunya pendek, mungkin apa yang penulis sampaikan kepada Pak Gubernur, Walikota dan Bupati dalam Vicon tadi tidak begitu jelas. Berikut paparan analisa penulis yang menjadi ciut panjang penulis di whatsapp group ‘kawal covid-19 sumbar’.

Pertama, kita hanya punya dua cara dalam melawan covid-19. Pertama penyadaran, kedua penindakan. Penindakan itu dilaksanakan di instalasi kesehatan maupun di lapangan – seperti penutupan pasar, check point, dsb.

Concern saya adalah penyadaran. Penyadaran itu ada tiga pendekatan: individual, struktural dan kultural.

Upaya penyadaran individual dilaksanakan dengan menyampaikan pesan-pesan melalui media sosial. Kami dari tim kecil Peduli Covid-19 FISIP Unand sudah membuat lebih kurang 17 video yang disebarkan melalui media-media sosial. Beberapa di antaranya cukup viral dan memperoleh share yang banyak.

Tapi upaya itu tidaklah cukup. Bahkan mungkin jauh dari cukup. Kita masih memerlukan implementasi pendekatan struktural dan kultural, yaitu secara langsung membangun kekuatan kolektif di akar rumput. Kalau kekuatan kolektif ini dapat dibangun berarti kita sudah membangun modal sosial dan mengurangi ketergantungan kepada pemerintah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan. Kami yakin masyarakat sebenarnya punya potensi untuk saling bantu dan saling menyelamatkan. Tapi potensi ini yang sampai sekarang tidak tergarap.

Kami tidak yakin pemerintah mampu membangun kekuatan kolektif ini. Lantas siapa yang dapat diharapkan?

Saya mengimbau kaum intelektual, pengusaha, ulama serta tokoh-tokoh masyarakat berhimpun membangun sebuah gerakan yang tidak cuma sekedar bicara di media, tapi benar-benar terjun ke masyarakat lapisan bawah untuk melakukan penguatan. Teknisnya dapat kita diskusikan kemudian.

Namun tanpa dukungan pemerintah provinsi, kabupaten maupun kota gerakan ini tentu akan menjadi gerakan liar saja. Oleh sebab itu dalam vicon yang baru saja berakhir saya meminta dukungan kepada pemerintah. Tentu sekaligus dukungan dari kaum intelektual, pengusaha, ulama dan tokoh-tokoh masyarakat dengan cara bersama-sama membuat gerakan di lapangan.

Semoga harapan saya mendapat sambutan. Aamiin. (analisa)