Investasi dan Pilkada Kota Padang, Jangan Ganti Wako Ganti Pula Program

oleh -750 views
oleh
750 views
Braditi Moelevey mengaku Padang harus dipacu lewat pemimpin yabg memiliki jaringan luas dengan pemodal nasional, Kamis 2/11 di Jakarta.
Braditi Moelevey mengaku Padang harus dipacu lewat pemimpin yabg memiliki jaringan luas dengan pemodal nasional, Kamis 2/11 di Jakarta.

Padang,—Aroma perebutan orang nomor satu Kota Padang pada Pilkada 2018 sudah terbau di masyarakat.

Meskipun pendaftaran calon walikota & wakil walikota untuk pasangan calon independen pada akhir November ini dan calon usungan Parpol pada Januari tahun depan, namun setiap bakal calon yang sudah mendapat dukungan partai mulai bergerak dan bergerilya, mencari dan menarik perhatian masyarakat.

Semua janji-janji kampanye mulai didengung-dengungkan oleh setiap bakal calon. Hal ini sangat menarik dan menjadi perhatian salah satu tokoh muda kota Padang, Braditi Moulevey (mantan Ketua Umum BPC Hipmi Kota Padang) yang kini hijrah membangun usaha di jakarta.

Menurut Levi panggilan akrab beliau, permasalahan Kota Padang jika dilihat dari sudut pandang perekonomian makro atau pertumbuhan kota sangat lambat sekali dibandingkan dengan kota-kota lain di Sumatera.

Hal ini kata figur muda ini, dikarenakan selain APBD kecil, tidak mencukupi untuk mengejar pembangunan infrastruktur kota, di lain sisi konsep pengelolaan kota atau blueprint pembangunan Kota Padang untuk jangka waktu pendek, menengah dan panjang tidak terlihat dengan jelas.

“Para pemimpin Kota Padang selama ini saya melihat membangun kota secara seporadis saja, tidak terkonsep secara baik, contohnya pembangunan terminal Aie Pacah yang awalnya ditujukan untuk terminal sekarang sudah beralih fungsi menjadi perkantoran, belum lagi masalah buruknya dreinase Kota Padang yg selalu menjadi momok menakutkan pada saat hujan turun dengan deras, masyarakat dihantui oleh kewaspadaan terhadap banjir. Setelah itu lagi heboh di masyarakat pada beberapa waktu yg lalu, mengenai mall yang telah diresmikan penggunaannya oleh Pemko Padang. Akan tetapi sekarang menjadi polemik di masyarakat, dikarenakan lokasi tersebut diketahui hanya diperuntukan untuk wilayah perkantoran, bukan untuk pusat perbelanjaan dan mall,”ujar Levi, Kamis 2/11 di Jakarta.

Dari contoh kecil inilah menurut Levi betapa tidak terencana dan terkelola dengan baiknya pembangunan Kota Padang pada saat ini. Dan juga tidak ada konsep yang jelas mau dibawa kemana pembangunan kota ini ke depan.

“Pemko Jangan terkesan asal bangun kota saja. Tolong juga diperhatikan kondisi perekonomian nasional dan dunia yang pasti juga akan berimbas di masyarakat kita,”ujarnya.

Di saat kota lain sudah terlebih dahulu banyak membangun pusat berbelanjaan dan mall, sementara kita sekarang baru membangun pusat-pusat perbelanjaan dan mall tersebut. Sementara gairah bisnis properti pertokoan dan mall saat ini mengalami kelesuan dan masa stagnan.

“Banyak kita lihat di kota-kota besar saat ini pusat perbelanjaan dan pertokoan tutup, karena menurunya daya beli masyarakat yang drastis. Hal ini tidak bisa kita abaikan, karena dampak dari kemajuan IT dan tekhnologi kominukasi banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pada saat ini untuk melakukan kegiatan bisnis secara online, sehingga tanpa kita sadari bisnis online ini meluluhlantakan bisnis properti pertokoan dan pusat perbelanjaan,”ujarnya.

Hal itu menurut Levi merupakan sebuah  ancaman yang serius untuk sebuah kota.

“Saya mengharapkan pemerintah Kota Padang kedepan harus bisa menjawab semua tantangan ini. Kita butuh pemimpin kota yang mempunyai jaringan yang luas dan bisa mengelola kota dengan baik serta responsif terhadap kemajuan komunikasi dan tekhnologi serta enerjik dan mempunyai ide-ide kreatif dan inovatif untuk membangun Kota Padang menjadi lebih baik,”ujarnya.

“Dan saya sangat mengharapkan informasi perencanaan pembangunan Kota Padang kedepan ini bisa terkonsep dengan baik dan jelas, jangan sampai pembangunan kota ini hanya direncanakan setiap lima tahun saja, setelah lima tahun, ganti lagi pemimpinnya maka beda lagi konsep dan programnya. Sehingga apa yang dicita-citakan oleh masyarakat hanya tinggal impian saja, tanpa ada realisasinya,”ujar Levi menutup diskusi siang dengan media ini. (dedi)