Patra RD, Perempuan Aktifis Mitigasi Bencana Bidik DPRD Padang

oleh -1,282 views
oleh
1,282 views
Patra Rina Dewi pejuang mitigasi bencana masyarakat, bidik DPRD Kota Padang. (foto: facebook/patrarinadewi)

Padang,—Bencana Gempa Bumi dan Tsunami momok bagi warga Kota Padang, setiap pembicaraan ini, maka ingatan warga terurama yang berdomisilisi di kawasan merah tsunami, pasti kepada sosok perempuan yang sederhana ini, namun punya kepedulian luar biasa memberi edukasi mitigasi kebencanaan kepada masyarakat.

Siapa lagi, kalau tidak Patra Rina Dewi, sosok perempuan yang dikenal sebagai aktifis mitigasi bencana terkhusus gempa dan tsunami, dia yang selalu resah kalau soal pemahaman evakuasi mandiri tidak dipahami warga dan dia yang gundah jika jalur evakuasi tidak baik atau bangunan fasilitas publik tidak ramah gempa.

Dan itu wajar, Patra Rina Dewi sudah familiar bagi masyarakat, terutama terkait hal yang berhubungan dengan mitigasi bencana. Perempuan kelahiran Padang, 22 Januari 1973 silam itu, mendedikasikan hidupnya untuk mitigasi bencana, khususnya di Sumatra Barat. Hal tersebut dilakukannya dikarenakan keprihatinannya terhadap Tsunami Aceh 2004 yang menelan ratusan ribu korban.

Patra memandang, Tsunami memberikan dampak psikologis pada dirinya, sehingga timbul keinginan untuk mengabdikan diri pada kesiapsiagaan bencana, khususnya untuk ancaman gempa dan tsunami. Bersama teman-temannya, dipicu itulah Patra lantas mendirikan mendirikan organisasi bernama Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) .

Patra mengenyam pendidikan di kota Padang yakni: SD 81 Padang 1979 – 1985 SMP 2 Padang 1985 – 1988, SMA 2 Padang 1988 – 1991, Sarjana Biologi FMIPA Unand 1996 dan Master of Science University Science of Malaysia 2001

Tanggung jawab moral untuk mengubah pandangan hidupnya sehingga undangan untuk meneruskan pendidikan Doktor di University Science of Malaysia pun ia tolak ditolak.

“Saya tidak pernah terpikir sama sekali untuk menjadi aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Setelah cita-cita menjadi dokter tidak bisa dicapai karena lulus UMPTN di pilihan kedua yaitu Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas. Teman-teman yang mengasyikkan, dosen-dosen yang ramah serta suasana lingkungan kampus yang bersahabat telah berhasil membuat saya mengalihkan cita-cita menjadi seorang dosen seperti ibu saya,”ujar Patra saat berbincang dengan media ini, Jumat  26/10 di Padang.

Seorang dosen, selain selalu tercerdaskan dengan ilmu-ilmu baru yang dibagi dengan mahasiswa, juga bisa punya waktu banyak untuk keluarga. Maka, setelah tamat dari Universitas Andalas, ia melanjutkan S2 di Universitas Sains Malaysia dan berhasil meraih gelar Master of Science.
Ia menjelaskan, menjadi aktivis LSM dikarenakan “panggilan jiwa”.

Keputusan itu ia ambil ketika Dosen Pembimbingnya di Malaysia menawarkan untuk membiayai S3-nya melalui dana grant project jika ia mau melanjutkan studi dengan dosen tersebut. Namun, karena panggilan jiwa tersebut ia tidak mengambil kesempatan emas itu.

“Saya tidak ambil tawaran S3 itu, semata-mata desakan nurani untuk selamatkan jiwa banyak warga kota Padang ketika bencana benar-benar terjadi,”ujarnya.

Lewat  Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI), Patra harus belajar dari nol tentang gempa, tsunami, manajemen penanggulangan bencana dan lainnya.

“Terimakasih untuk seluruh pihak yang telah mendukung peningkatan kapasitas seorang Patra, dari seorang Biologist menjadi seorang aktivis Pengurangan Risiko Bencana,” tuturnya.

Patra telah melakukan mitigasi di berbagai tempat seperti Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Agam, Kota Pariaman. namun untuk memfasilitasi penyusunan rencana kontinjensi sudah pernah dilakukannya di Kupang, Ciamis, Pakanbaru, Majene, Samaraind.

“Berkat keloyalan teman-teman di KOGAMI untuk terus berupaya membangun budaya siaga bencana, saya juga sering diundang menjadi narasumber di luar negeri,” ungkap Patra.

Ia pernah menjadi narasumber pada Konferensi Gempa Nasional Amerika Serikat di tahun 2008, pada side event Asian Ministerial Conference for Disaster Risk Reduction ke 4 di Korea Selatan bersama Wakil Gubernur (Muslim Kasim), di Tokyo University, Stanford University, Humboldt University (US), Kogakuin University, University College of London, UNU-EHS Jerman, EOS-Nanyang Technological Univeristy Singapore dan lain-lain.

Banyak hal yang telah dilakukan oleh Patra bersama KOGAMI. Ia juga mengatakan bahwa kesiapsiagaan Kota Padang dan Sumbar sudah sering diekspos di dunia Internasional.

“Semoga ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih membuat kota Padang dan Sumbar berarti dalam pandangan dunia,” harapnya.

Hal yang paling menggembirakan baginya ketika masyarakat benar-benar merasakan dampak edukasi. Pada saat gempa terjadi, mereka sudah tahu cara meresponnya.

Diceritakannya, bahagia ketika mendapatkan telepon dari masyarakat, guru, dan siswa di daerah dampingan yang mengatakan “Alhamdulillah, kami semua selamat” atau “Alhamdulillah, siswa-siswa dan guru-guru di sekolah kami evakuasi sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati dan semuanya selamat.”

“Itu adalah sekelumit rasa syukur yang terucap ketika gempa 30 September 2009 terjadi dan Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah, tidak ada masyarakat atau siswa di lokasi dampingan KOGAMI yang menjadi korban,” terangnya.

Dan kini, Patra Rina Dewi membulatkan tekad untuk menjadi penyambung aspirasi rakyat soal mitigasi bencana di sebuah lembaga resmi, Patra pun menjadi Caleg DPRD Padang Daerah Pemilihan Padan5, dari PAN  nomor urut dua  untuk Pemilu 2019.

“Mencaleg sudah lewat pertimbangan matang, karena soal mitigasi bencana tanpa back-up suara wakil rakyat kurang maksimal, apalagi untuk mitigasi bencana, aktualnya adalah tanggung jawab negara,”ujarnya. (wanteha)