Simulasi Capres-Cawapres kata Guspardi Gaus Itu Bentuk Keterbukaan Parpol

oleh -289 views
oleh
289 views
Parpol jodohka Capres-Cawapres dalam bentuk simulasi, kata Gupardi itu ujud keterbukaan Parpol kepada publik, Rabu 27/7-2022. (faj)

Jakarta, — Anggota Komisi II FPR RI Gudpardi Gaus menilai, langkah sejumlah partai politik yang mulai terbuka menyampaikan simulasi bakal calon presiden-calon wakil presiden (Capres-Cawapres) patut diapresiasi karena menjadi bentuk keterbukaan partai terhadap publik.

Menurut Guspardi upaya partai politik menawarkan figur yang dinilai cocok diusung, merupakan bagian dari tranparansi dan tanggung jawab parpol terhadap konstituennya.

Demikian disebutkan pokitisi nasiobal PAN ynag berasal dari tanah minangkabau itu, Rabu 27/7-2022 di Jakarta.

Penyampaian simulasi Capres-cawapres itu sesuatu yang positif untuk memperkenalkan figur pemimpin nasional kedepan.

“Sehingga publik bisa menilai layak tidaknya calon yang ditawarkan oleh partai politik,” jelas Pak GG biasa Guspardi disapa di Senyan DPR RI.

Legislator asal Sumatera Barat itu menekankan pemimpin yang terpilih tidak hanya dinilai dari prestasi yang ditorehkan.

Tapi, harus dinilai dari berbagai aspek yang multidimensi atau mendekati figur sempurna. Tidak bisa menilainya dari prestasinya saja karena prestasi itu bisa saja tidak diketahui orang banyak.

Calon yang berprestasi belum tentu layak menjadi pemimpin, sedangkan pemimpin yang terpilih kata Guspardi nanti memang benar-benar terpilih dan harus memenuhi berbagai syarat dan mempunyai ke kelebihan dalam berbagai bidang (mulitdimensi).

Oleh karena itu, Anggota Baleg DPR RI ini tekankan pada partai politik untuk idak boleh bersikap apriori dan siapa pun yang diajukan harus direspons sebagai sesuatu yang positif.

“Ini juga sebagai bentuk keterbukaan partai dalam memberikan pendidikan politik. Bentuk akuntabilitas agar tidak pilih kucing dalam karung,”ujar Anggota Baleg DPR RI tersebut.

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, ketika menyoroti dinamika politik yang kerap membahas isu Capres-Cawapres serta koalisi untuk Pilpres 2024, menegaskan bahwa sosok pemimpin harus memiliki prestasi.

Menurut Hasto, sebelum berbicara soal penjodohan Capres-Cawapres, harus mengetahui soal rekam jejak prestasi sosok pemimpin tersebut.

“Ada (yang) menjodoh-jodohkan (capres-cawapres), lalu kami bertanya mereka yang menjodohkan itu, harusnya juga memahami apa prestasinya,” kata Hasto dikutip di berbagai penberitaan media terbitan jakarta kemarin. (faj)