Padang,—Rabu, pukul 17.00 WIB lewat, 30 September 2009, pekikan histeris warga sambil melarikan diri ke arah ketinggian terdengar di setiap sudut kota Padang.
“Gempa, gempa ayo lari ke daerah ketinggian,”ujar banyak warga waktu itu. Makin mengharu-birukan lagi asap dari bangunan terbakar serta debu bangunan yang roboh bercampur aduk ke udara Padang, kota aman, nyaman dan damai menjadi kota mengerikan kala itu.
Ya Gempa Bumi berkekuatan 8,2 Skala Richter menurut pusat gempa di Hawai dan 7,8 Skala Richter menurut otoritas Indonesia yakni BMKG,1000 lebih jiwa meninggal, Rp 6 Triliun lebih kerugian akibat bencana gempa bumi yang sering dikenang sebagai Gempa 30 September (G30S) Sumbar.
Kini sewindu sudah peristiwa ngeri dan memilukan serta meluluh-lantakan kota Padang tercinta itu terjadi, apakah melupakan dan menganggap gempa besar sekali saja terjadi, tokoh politisi muda Padang yang menjadi elite DPP Partai Gerinda, Andee Rosiade mengingat untuk tidak melupakan.
“Ayo waspada selalu untuk melawan lupa atas bencana gempa bumi 2009, jangan kita terlena, ada potensi gempa besar lagi yang disebut megathrust di Siberut Mentawai, walau kita tidak tahu kapan terjadinya karena gempa hanya Allah Yang Maha Kuasa yang punya kehendak,”ujar Andre Rosiade disebut banyak pihak maju sebagai Walikota Padang pada Pilkada 2018, Sabtu 30/9.
Pada peringatan 8 tahun Gempa Sumbar banyak orang mengenang peristiwa itu, pikiran Andre Rosiade kembali ke peritiwa yang sangat me-naas tersebut.
“Kawasan Pondok seperti daerah habis kena mortir, mobil bergelimpangan tak teratur, lalu di tempat kursus jalan Proklamasi orang tua memanggil anak-anaknya yang lagi belajar di sana dan banyak lagi, hanya doa yang bisa saya panjatkan untuk para korban Gempa Sumbar 30 September, dan doa supaya Padang selalu dapat perlindungan oleh Allah SWT,”ujar Andre usai shalat Ashar berdoa memperingati tragedi gempa bumi di Padang di Jakarta tadi.
Menurutnya, Andre Rosiade peristiwa pilu G30S (gempa 30 september) Sumbar harus menjadi energi positif setiap mengenangnya bagi warga Padang untuk bangkit.
“Mari kita berdoa untuk para korban gempa 30 September 2009. Semoga tuhan mengampuni mereka dan memberikan tempat terbaik untuk mereka Allahumaghfirlahum warhamhum. Semoga Allah menjauhkan kita dari bencana. Berlindung kita dari murka Nya. Caranya mendekatkan diri, dengan beribadah kepada Allah. Ajak anak kamanakan kita mengenal agama dan beribadah pada-Nya,” ungkap Andre tulis di Fanpage Facebooknya..
Meski Andre menulis di fanpagenya tapi karena doa tulus yang mengalir, tak ayal dalam beberapa menit langsung memviral di dunia maya.
Sampai sore ini, puluhan ribu orang melihat status yang disertai video kepanikan ketika gempa terjadi. Kolom komentar dipenuhi juga panjatan doa, dan harapan, agar apa yang diharapkan Wasekjen DPP Gerindra tersebut dijabah Yang Kuasa.
Status tersebut jadi wadah bagi orang-orang mencurahkan segenap kenangannya ketika gempa melanda.
“Ya Allah, semoga gempa itu tidak terulang lagi,” tulis Muhammad Islami.
Selain berdoa, Andre juga mengajak agar warga Padang untuk tetap waspada dan siaga terhadap bencana yang bisa saja terjadi.
“Kita harus selalu sigap dan waspada terhadap bencana. Selain itu, yang terpenting, memasrahkan diri Pada-NYA,” tutur Andre.
Andre juga mengingatkan penguasa Kota Padang untuk selalu menjadikan peristiwa 30 September 2009 sebagai pijakan utama dalam memberi izin kepada properti warga dan bangunan publik.
“Jangan gampang berikan izin terutama kepada bangunan publik, harus ketat pengawasannya apakah ramah gempa atau tidak, kalau asal jadi sebaiknya Walikota bertindak tegas, segel saja itu bangunan,”ujar Andre.
Selain itu Andre juga minta Walikota Padang getol melobi Jakarta terutama soal pembangunan shelter tsunami dan infrastruktur jalan evakuasi.
“Pak Wako Padang, Buya Mahyeldi jangan malu melobi Jakarta, akui bahwa Padang kota pintu gebang tsunami kalau gempa besar terjadi, Padang butuh shelter dan infrastruktur, pemerintah pusat mohon membantu, selama ini saya tidak lihat ngototnya buya soal penyelamatan ratusan ribu warga Padang yang berada di jalur merah tsunami,”ujar elite DPP Partai Gerindra ini. (rian)