Awas… LGBT Virus Menyasar Keluarga Muslim

oleh -959 views
oleh
959 views
Diskusi LGBT bersama Prof Elfindri dan DR. Emraldi Catra di Cafe Bagan. Foto : Istimewa

Padang,—Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) tidak sekedar penyakit, tapi dia bagian dari desain sosial yang banyak menyasar keluarga muslim.

“LGBT dalam fiqih Islam, pastikan itu haram dan tidak ada toleransinya,” ujar pemerhati masalah sosial dan kemasyarakatan yang juga pakar ekonomi Unand, Prof Elfindri pada diskusi terbatas bertopik ‘LGBT Mewabah di Sumbar,  Menyasar Anak-anak Minang’, Jumat 14/4 di sebuah cafe di jalan Kimangunsarkoro Padang.

Sementara akademisi yang konsen soal sejarah, sosial dan kemasyarakatan DR Emraldi Catra menyatakan bahwa LGBT adalah sebuah gerakan terdesain yang jelas.

“LGBT bagian dari politik demografi untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk, dan secara bawah tanah diduga didanai dengan dana besar untuk  gerakan LGBT ini,” ujar Emraldi.

Kondisi LGBT termasuk Narkoba, di Sumbar kekinian, kata Emraldi cendrung semakin masive, bahkan sudah menjalar sampai hingga daerah pelosok di Sumbar.

Dan jangan terkejit kata Emraldi, kalau melihat anak laki laki Minang berjalan berangkulan, meremas tangan atau menyandar di dada saat nonton film di bioskop dengan kawan sejenisnya.

“Itu harus dihempang dalam bentuk gerakan yang tidak sekedar kampanye tapi jelas aksinya,” ujar Prof Elfindri meninpali.

Tanpa itu, menurut Emraldi dari kondisi waspada LGBT, sebentar lagi Sumbar masuk kategori darurat LGBT.

“Karena sekali laki laki normal masuk kelingkungan itu, maka saya pastikan dia akan tenggelam selamanya di sana, karena para pelaku LGBT itu paham teori merekrut orang, bahkan bisa terjadi satu LGBT mencari tiga orang, pola perekrutan kayak ini mungkin sudah terjadi di Sumbar,” ujar Emraldi.

Intinya, menurut Emraldi generasi pelaku seks menyimpang atau LGBT adalah korban dari virus prilaku itu sendiri yang kerupakan enggenering social.

“Mereka normal, prilaku menyimpang tidak karena turunan atau phisikologis, virus itu telah membuat yang normal itu sakit dengan berprilaku menyimpang itu,” ujarnya.

Dan menurut Emraldi melawan virus harus dengan anti virus, usia rentan masuknya virus LGBT di usia awal pubersitas sampai usia 20 tahun, caranya memasukan pesan lawan LGBT ke dunia pendidikan.

“Peran guru di sekolah sangat sentral untuk menyampaikan anti virus LGBT, ini” ujarnya.

Prof Elfindri mengatakan harus ada gerakan konkret penangkal LGBT dan gerakan paga nagari, tagak kampung memang harus mengambil peran mengantisipasi agar Sumbar terbebas dari virus itu.

“Lalu membangun komitmen bersama lintas tokoh di Sumbar termasuk rencana actionnya, tidak sekedar pernyataan sikap bersama saja, dan itu harus menjalar nagari-nagari di Sumbar, sebagai gerakan sosial kemasyarakatan melawan prilaku menyimpang itu,” ujarnya.

Menurut Elfindri supaya jelas masterplan gerakan ini dan tidak dikatakan sebagai gerakan tanpa bentuk. “Harus ada inisiator gerakan ini, dan itu mendesak untuk dimulai, termasuk ada bidang riset terkait gerakan ini, Insya Allah forum diperluas pada dua minggu kedepan untuk melahirkan gerakan ini,” ujar Elfindri.(erwan)