Petani, Wajib Coba MTOT: Hasil Melimpah dan Modal Hemat!

Pak Makmur Memisahkan atah dan padi haisl swah MTOT, Sabtu (26/10/2024). (Foto: Ist)
Pak Makmur Memisahkan atah dan padi haisl swah MTOT, Sabtu (26/10/2024). (Foto: Ist)

Pesisir Selatan, - Petani di Indonesia, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan, kini semakin tertarik untuk menerapkan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT).

Program yang juga dikenal sebagai bagian dari Udara Bersih Indonesia (UBI) ini menawarkan cara bertani padi tanpa membakar jerami dan tanpa olah tanah intensif, namun tetap menghasilkan panen padi yang melimpah.

Pada Sabtu, (26/10/2024), UBI melalui Koordinator Sumbar, Isra, mengadakan kunjungan jurnalis ke Bayang, Pesisir Selatan.

Pesisir Selatan termasuk daerah yang telah gencar menerapkan metode MTOT.

Di sepanjang jalan terlihat hamparan sawah siap panen, dan beberapa petak sudah menerapkan pola tanam MTOT.

Makmur, seorang pemilik sawah yang sudah menerapkan MTOT, menuturkan bahwa banyak petani awalnya skeptis.

“Banyak yang bilang kami gila karena mencoba MTOT. Namun hari ini, kita buktikan bersama hasil panen MTOT dengan jerami dibandingkan sawah konvensional,” ujar Makmur didampingi oleh Koordinator UBI Pessel, Asramon, serta penggerak MTOT lainnya, Edi dan Imam.

Proses panen dilakukan dengan memotong dan mengumpulkan padi, kemudian memisahkan biji padi dari batangnya.

Baik sawah MTOT maupun sawah konvensional ditimbang hasil panennya.

Ini dia lahan dengan MTOT Tabel milik Pak Bakri di Lumpo Pessel, tak ada irigasi, petani bisa tanam kok, Sabtu (26/10/2024). (Foto: Ist)
Ini dia lahan dengan MTOT Tabel milik Pak Bakri di Lumpo Pessel, tak ada irigasi, petani bisa tanam kok, Sabtu (26/10/2024). (Foto: Ist)

Hasilnya? Sawah dengan metode MTOT menghasilkan 10 hingga 12 ton per hektar, sementara sawah konvensional hanya menghasilkan sekitar 4 ton.

Editor : Redaksi
Banner - Gerindra
Bagikan

Berita Terkait
Terkini