Bawaslu Sumbar secara aktif mengajak mahasiswa agar tidak hanya menjadi pengawas di tempat pemungutan suara (TPS), namun juga mengawasi dinamika politik yang berkembang selama masa kampanye.
Nurelida menyampaikan bahwa peran mahasiswa sangat besar dalam menjaga independensi dan objektivitas Pilkada.
“Dengan pengawasan yang berkelanjutan, kami harap Pilkada Sumbar dapat berjalan sesuai prinsip demokrasi. Mahasiswa memiliki posisi strategis karena mereka adalah kelompok yang tidak mudah dipengaruhi oleh kepentingan politik, sehingga pengawasan mereka diharapkan dapat menjaga integritas Pilkada,” tegasnya.
Selain mahasiswa, Bawaslu juga menjalin kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Hal ini dilakukan agar pengawasan dapat menyentuh semua lapisan masyarakat, sehingga upaya pencegahan pelanggaran pemilu bisa lebih efektif.
Dukungan dari komunitas dan lembaga-lembaga pendidikan di Sumbar diharapkan dapat membantu Bawaslu dalam mendeteksi dini pelanggaran serta menjaga netralitas peserta Pilkada.
Untuk mencegah terjadinya politik uang dan ujaran kebencian, Bawaslu bersama mahasiswa dan masyarakat akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas.Edukasi mengenai bahaya politik uang dan pentingnya menjaga demokrasi akan disampaikan secara intensif.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat memahami dampak negatif dari pelanggaran pemilu.
Dalam acara tersebut, berbagai perwakilan mahasiswa secara tegas menyatakan komitmen mereka untuk menolak money politics dan menyebarluaskan informasi positif mengenai Pilkada.
Editor : Redaksi