Bhenz Maharajo Menggebrak, Merek LEMBAH HARAU Urung Dibuat

oleh -294 views
oleh
294 views
Bhenz Maharajo menggebrak soal landmark Lembah Harau (merek gadang) hubungi Menteri LHK Siti Nurbaya, Selasa 8/11-2022 sore. (adr)

Jakarta – Pro kontra pembuatan Landmark atau merek gadang LEMBAH HARAU  di cadas (dinding) bukit lembah itu akhirnya stop sampai di sini.

Selain heboh netizen soal metek gadang itu, juga Tokoh muda Luak Limopuluah, Bhenz Maharajo menggebrak minta dibatalkan.

Untuk ini, Benny Okva nama.asli Bhenz Magarajo, putera Situjuah itu mesti membangun komunikasi langsung dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nutbaya.

Merek gadang di vadan bukit Lembah Harau diinisiatori Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar tersebut membuat polemik di warga Luak Limapuluah banyak kalangan yang menolaknya, alasannya Lembah Harau itu geoheritge yang dikavumi Unesco, tapi sebelum Bhenz berkomunikasi dengan Menteri KLH RI, BKSDA dikabarkan masih ngotot untuk merealisasikan rencana pembangunan.

Selasa 8/10-2022 sore inj Polemik  Bhenz MHarajo info ke Menteri LHK, Siti Nurbaya.

“Kepada Ibu Menteri Menteri, saya memaparkan dampak yang akan terjadi jika landmark atau merek tetap dibangun. Tidak hanya berpotensi merusak kelestarian Lembah Harau, tapi juga berpotensi menurunkan citra Kementerian LHK di mata publik. Padahal, KLHK saat ini menjadi ujung harapan masyarakat untuk terus menjaga alam,”ujar Bhenz menceritakan komunikasinya dengan Siti Nurbaya.

Tidak soal dampak, Bhenz Maharajo juga infotmasikan ke Menteri KLH tentang gelombang penolakan yang disampaikan masyarakat Sumbar, baik lewat media sosial, atau media mainstream.

“Penolakan yang dilakukan bukan dilandasi motif kebencian atau keinginan buruk, tapi dilatari semangat untuk menjaga kelestarian alam. Lembah Harau itu satu dari sekian banyak kebanggaan Sumatera Barat,  ini membuat penolakan viral dan jadi trending topic sejak dua hari ini, ” ujar Bhenz Maharajo lagi ke Menteri KLH

Atas gebrakan Bhenz itu, Menteri LHK langsung mengambil sikap atas persoalan ini. Bahkan Menteri Siti Nurbaya meminta Sekretaris Jenderal (Sekjend) KLHK untuk memimpin rapat membahas polemik landmark Harau ini. Menteri berkeinginan agar persoalan cepat selesai.

“Saya minta Sekjend untuk membahasnya. Agar persoalan ini tidak berkepanjangan,” ungkap Siti Nurbaya kepada Bhenz.

Kepada Menteri, Bhenz berharap agar persoalan bisa segera teratasi dan suara masyarakat didengar.

“Kalau terus dibiarkan tidak baik. Menteri telah meminta jajarannya untuk mengurus dan mencari solusi. Semoga dengan begini, semuanya teratasi,” harap Bhenz.

Bhenz Maharajo menilai program BKSDA yang ingin membangun landmark Lembah Harau tidak selaras dengan misi konservasi yang selama ini dikampanyekan. Sebagai cagar alam yang dilindungi, Lembah Harau seharusnya dijaga biar tetap alami, bukan malah ‘didandani’ dengan corak yang dapat merusak citra Harau itu sendiri.

“Biarkan Harau itu dengan keasriannya. Jangan disusupi dengan program-program yang tidak memiliki korelasi dengan perlindungan dan konservasi. BKSDA sebagai lembaga yang dituntut untuk menjaga kelestarian mestinya berpikir untuk melestarikan Lembah Harau, bukan malah menginisiasi proyek yang bisa saja merusak citra Harau itu sendiri,” terang Bhenz Maharajo yang saat dihubungi mengaku sedang di Jakarta.

Sebagai putera Limapuluh Kota, Bhenz merasa punya kewajiban untuk menjaga alam, terutama Harau yang keberadaannya sudah diakui dunia dan sedang dipersiapkan sebagai geopark Unesco.

“Kita bukan menolak pembangunan, tapi harus pada tempatnya. Membangun landmark di alam yang sedang dipersiapkan untuk geopark sangat tidak tepat. Kalau niat BKSDA mau memperindah Lembah Harau, ikut membangun, ada baiknya cari lokasi yang tidak merusak Harau itu sendiri,” ujar Bhenz.

Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono sebelumnya menyebutkan pembangunan landmark di Lembah Harau bakal dibangun dengan posisi menghadap ke arah barat daya, tepatnya arah kedatangan pengunjung.

“Tulisan landmark TWA Lembah Harau itu terbuat dari bahan besi plat setinggi 4 meter di setiap hurufnya, tentu akan jadi atraksi wisata yang menawan,” ujar Ardi Andono, Kamis 3/11-2022 dikutip dari media di Sumbar. (adr)