Covid bukan Aib

oleh -574 views
oleh
574 views
Melawan Covid-19 harus, Genius Umar: Pasien Positif Covid-19 tidak aib. (foto: dok/kominfo)

Oleh: Genius Umar

SEJAK di umumkan ada satu orang warga kota Pariamandinyatakan positif covid tanggal 15 April lalu, membuat kami semua tersentak.

Kenapa selama ini aparat gabungan telah bekerja keras untuk melakukan berbagai tidakan supaya covidini tidak sampai menular ke warga kota Pariaman. Banyak hal yang telah dilakukan antara lain:

penyemprotan disinfektan kepada berbagai fasilitas public, seperti  pasar, sekolah, kantor kantor, dan rumah rumahwarga
pemeriksaan kendaraan yang melewati perbatas kotaPariaman baik kendaraan roda dua maupun kendaraan rodaempat ke atas.
Menggalakan penggunaan masker, dan juga membagikanmasker di tempat keramaian seperti pasar.
Membuat posko utama covid di Balaikota Pariaman; dijadikan sebagai pusat komando covid Kota Pariaman
Sosialisasi secara terpadu antara BPBD, Dinas kesehatan, Kodim, Polres, Pol PP dan seluruh anggota Gugus Tugascovid19 Kota Pariaman ke seluruh wilayah kota Pariamansampai ke pedesaan
Belajar dari rumah bagi anak anak sekolah se kota Pariaman
Ibadah dari rumah, untuk sementara semasa mewabah covidini kegiatan ibadah dan sholat di Mesjid dan Surau yang mendatangkan banyak orang diganti dengan ibadah danSholat di rumah. Hal ini juga didukung oleh Majelis UlamaIndonesia Kota Pariaman.

Warga yang positif 01 Kota Pariaman adalah dengan inisial Ca, adalah karyawan rumah sakit RSUD Pariaman yang merupakan milik Pemprov Sumatera Barat.  Yang bersangkutan tertular dari pasien positif corona sebut saja B yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman.

Sedangkan “B” ini tertular dari warga positif corona di Kota Bukit Tinggi “C” yang tertulas dari suaminya yang pulang dari Malaysia. Hal ini berarti proses penularan virus corona di Sumatera Barat telah bersifat lintas Kabupaten Kota dan lintas Negara.

Menerima berita positif tersebut, kami secara cepat melakukan penelusuran perjalan saudara Ca atau dalam istilah tracking. Kesan pertama korban covid-19 ini memang terkesan menutupi kemana dia telah berjalan atau berkunjung, setelah dilakukan pendekatan ternyata yang bersamgkutan mengaku telah duduk di warung dekat rumahnya dan kami langsung melakukan tracking  juga di warung tersebut, siapa saja yang duduk berdekatan dan warga yang telah kontak langsung dengan pasien positif tersebut agar langsung memberitahu petugas dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing masing.

Kesannya adalah sebagian masyarakat masih enggan secara terbuka bahwa mereka telah terindikasi atau kontak dengan pasien positif corona mungkin merasa malu kalau disampaikan secara terbuka.

Padahal dengan penyampaian informasi riwayat kontak ini secara terbuka maka akan menudahkan kami dalam melakukan tracking riwayat pasein positif virus corona.

Berkaitan dengan pemahaman masyarakat seperti inilah tugas kita bersama untuk selalu mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa positif corona bukanlah aib.

Corona ini bisa dicegah dengaan social distance, mengurangi kerumuman, menghindari kotak lansung, dan selalu memperkuat daya tahan tubuh melalui istirahat yang cukup, makan makanan dengan gizi yang seimbang, dan senantiasa melaksanakan olahraga di rumah masing masing.(analisa)