Gundah Lihat Perpolitikan Pemilih Muda Diprediksi Enggan ke TPS

oleh -486 views
oleh
486 views
Reno Fernades paparkan analisanya soal angka partisipatif anak milenial rendah di Pemilu 2019, Senin 4/2 di Kriyad Bumi Minang Padang. (own)

Padang,—Akademisi UNP yang mantan Ketua Badko HMI, Reno Fernandes mengaku agak kikuk ketika melihat audien Sinergistas Peranan Pemuda Dalam Pembangunan ternyata ternyata tokoh muda, tidak kaum milenial seperti dianggapnya semulq, hilangkan kikuk Reno pilih pola lebih banyak share ketimbang doktrin

“Awal saya menyangka yang hadir generasi milenial, tapi ternyata yang hadir justru tokoh muda Sumbar sebagian ada pemotivasi saya saat dipergerakan dulu,”uar Reno Fernandes saat memulai memaparkan materi Pembangunan Berkelanjutan, Senin 4/2 di Kryad Bumi Minang Padang.

Memurut Reno Fernandes kemelekan pemuda jadi pemilih aktif di setiap pesta demorkasi harus terus digenjot.

“Karena 55,07 persen kaum muda berada di perkotaan yang banyak ruang akses untuk tahu politik ketimbang pemuda di desa yang hanya 44 persen,”ujar Reno.

Dan data Pemilu 2019 ini 31,6 persen adalah pemilih muda itu jumlah banyak bisa jadi penentu demokrasi Indonesia.

“60 juta lebih pemilih 2019 adalah anak muda ini kalau satu suara sudah bisa menjadi menjadi presiden Capres pilihannya dan bisa kuasai parlemen loh,”ujar Reno.

Data 31,6 persen harus berpartisipasi untuk demokrasi yang baik dan menjadi triger kelanjutan pembangunan nasional lebih baik kedepan.

“Tapi kenyataanya generasi milenial cendrung pasif, tidak aktif dalam Pemilu 2019, ini menjadi PR bersama baik KPU, Parpol, Caleg termasuk elite di organisasi kepemudaan, karena potensi turunnya partisipatif justru di pemilih muda ini,”ujarnya.

Padahal 31,6.persen itu melek internet dan mesti diberikan pembelacaran poltik, jika dilepas mereka kata Reno pasti mencari indetiras politik.sendiri justru mengancam hamonisnya demokrasi Indonesia kedepan.

Tapi kata Reno tidak salah pemuda tok loh, kondisi apatis memilih terjadi dipicu faktor eksternal, seperti korupsi makin masive dan meluas, lalu politisi menunjukan performa buruk dan Parpol dikuasai oligarki dan para pemodal.

“Bahkan ke kaum muda justru dipertontonkan carut-marut dan bersitegang urat leher setiap saat di televisi, ini memicu apatis pemilih tadi, karena pelajaran sekolah sopan santun berbicara, eee saat dilayar kaca justru dipertontonkan tutur bahasa sebaliknya, ada dungu, goblok, cebong atau kapret, jelas bagi anak muda tidak sesuai dengan yang mereka dapat di sekolah,” ujar Reno

Masih ada peluang meningkatkan partisipatif pemilih muda karena kata Reno pemuda itu suka berbagi dan berkolaborasi tidak mau diperintah tapi anak milenial mudah diarahkan

“Masih ada waktu sebelum 17 April lakukanlah cara cerdas dan pas.untuk ajak pemuda aktif ke TPS,”ujar Reno. (own)