Oleh: Syarifatul Maulidia Mahasiswa Pascasarjana Bioteknologi Unand
PADA abad 21, kosmetik sedang digunakan secara luar biasa oleh masyarakat. Kosmetik tradisional telah mengalami perkembangan dan telah beradaptasi hingga pembuatannya telah didasarkan pada penelitian ilmiah dan teknologi.
Pasar kosmetik menjadi suatu segmen yang menjanjikan, sehingga industri kosmetik berlomba-lomba mengembangkan formulasi kosmetik yang inovatif menggunakan penggabungan teknologi terbaru, termasuk nanoteknologi.
Nanotenologi hadir sebagai jawaban untuk mengatasi kelemahan tertentu yang terkait dengan produk tradisional.
Istilah nanoteknologi tentunya belum diketahui secara luas oleh masyarakat Indonesia. Nanoteknologi merupakan pemanfaatan teknologi dengan memanipulasi dan mengkarakterisasi struktur, perangkat atau material pada skala nano (nanomaterial) yang berukuran ukuran sekitar 1-100 nm.
Ukuran partikel yang kecil dan luas permukaan yang tinggi membuatnya menjadi partikel ideal yang memiliki banyak kegunaan, salah satunya sebagai pengantar senyawa kosmetik yang nantinya akan diserap tubuh.
Selama ini senyawa kosmetika pada kosmetika tradisional terkadang mengalami kesulitan untuk larut dan melakukan penetrasi pada kulit atau permukaan tubuh, karena ukuran partikel yang terlalu besar, maka nanoteknologi digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Jenis nanokosmetik yang digunakan terdiri dari nanocarriers (pembawa/pengantar senyawa dalam ukuran nano) seperti liposom, niosom, nanopartikel lipid padat (SLN), pengantar lipid berstruktur nano (NLC), nanoemulsi, dan lain-lain. Nanocarriers telah digunakan secara luas pada produk skincare, rambut, kuku, dan bibir.
Penggunaaan nanoteknologi dalam kosmetik menawarkan banyak keunggulan yang tidak didapatkan dari kosmetik tradisional. Beberapa keunggulan tersebut seperti kemampuan penetrasi ke dalam kulit lebih efektif, pelepasan senyawa kosmetika yang terkontrol dan berkelanjutan di dalam kulit, stabilitas yang lebih tinggi, penargetan spesifik, dan efisiensi yang tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknologi nano dalam produk perawatan kulit berfungsi memperbaiki tekstur kulit dan merangsang pertumbuhan kolagen dengan melawan efek berbahaya dari radikal bebas. Nanoteknologi sendiri telah digunakan oleh industri-industri raksasa kosmetik dalam berbagai produk seperti pelembab, sunscreen, anti-aging, antiwrinkle, facemask, dan lain-lain
Penelitian nanotoxicological telah menunjukkan beberapa kekhawatiran mengenai dampak peningkatan penggunaan nanopartikel di kosmetika karena ada kemungkinan nanopartikel menembus melalui kulit dan menyebabkan bahaya kesehatan.
Menurut FDA keamanan produk kosmetik harus dievaluasi dengan menganalisis sifat fisikokimia dan toksikologis dari masing-masing bahan. Nanomaterial pada dasarnya tidak berisiko dan memiliki potensi yang sangat besar dalam berbagai bidang, namun efek terhadap kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang di lingkungan dan organisme belum banyak diteliti.
Penelitian yang cermat mengenai toksisitas dari nanoteknologi diperlukan agar tidak ada kekhawatiran dalam penggunaannya Selain itu juga diperlukan hukum yang ketat mengenai peraturan dan keamanan kosmetika dan nanopartikel yang digunakan di dalamnya. (analisa)
Referensi Penulis:
FDA. 2018. FDA’s Approach to Regulation of Nanotechnology Products. https://www.fda.gov/science-research/nanotechnology-programs-fda/fdas-approach-regulation-nanotechnology-products (dikunjungi pada tanggal 30 November 2019)
FDA. 2017. Cosmetics Nanotechnology. https://www.fda.gov/cosmetics/cosmetics-science-research/cosmetics-nanotechnology (dikunjungi pada tanggal 30 November 2019)
Kaul, S., N. Gulati, D.Verma, S. Mukherjee, dan U. Nagaich. 2018. Role of Nanotechnology in Cosmeceuticals: A Review of Recent Advances. Journal of Pharmaceutics. Volume 2018.
Khezri, K., M. Saeedi, dan S.M. Dizajc. 2018. Application of Nanoparticles in Percutaneous Delivery Of Active Ingredients In Cosmetic Preparations. Biomedicine & Pharmacotherapy Volume 106 (hal 1499-1505).
