Semangat Gigih Membangun Usaha Seorang Reza Riani

oleh -214 views
oleh
214 views
Tetap eksis di tengah krisis dan miris gairah ekonomi, usaha anak minang di perantauan. (ilhamsyah)

Oleh: Ilhamsyah Mirman

(Founder Ranah Rantau circle/RRc)

MEROKET dan kian tak terkendali harga gandum sebagai bahan dasar terigu untuk diramu menjadi bahan roti, membuat kolaps banyak pengusaha kuliner. Tidak satu dua produsen berbahan baku impor ini menutup usaha, minimal mengurangi produksi. Situasi yang sama sekali tidak dikehendaki.

Namun di tengah berita miring dan murung tersebut, tampil sosok pengusaha wanita gigih dan tangguh dengan inovasi bisnis kuliner kekinian.

Menyasar pelanggan korporat atau cafe dan komunitas yang kerap mengadakan iven dalam jumlah banyak, Reza Riani nama sang pebisnis, mencoba mengambil ceruk yang potensial mendongkrak income.

Aneka roti tawar maupun roti dengan beragam isi dan model tampilan kreatif, memenuhi rak empat jenjang di dua sisi kedai yang berlokasi di jalan utama perumahan di bilangan Jakarta Timur.

Di jantung komplek Pondok Bambu, tepatnya di jalan Kejaksaan, Zie’s Bakery & Cake berkomitmen memberi suguhan terbaik kepada pelanggan. Aneka roti manis lembut dan renyah (rasa keju, coklat, pisang, srikaya), sosis, pizza, makaroni, brownies, sus, hingga roti isi tuna tertata estetis mengundang dicicip. Sungguh menggugah selera.

Bahkan sebagai bentuk komitmen kepada makanan terlezat sedunia versi CNN, wanita berdarah Minang asal Lubuk Alung, Pariaman ini dalam waktu dekat akan menghadirkan roti isi rendang.

“Prinsipnya, orang lain saja mengakui kelezatannya masakkan kita sebagai rang rantau tidak menyuguhkan kepada masyarakat yang ingin tau bagaimana mengkombinasikan kedua kuliner timur-barat ini, ” ujar Reza.

Roti isi rendang segera tayang ini di jamin maknyus dan bakal menjadi menu unggulan, mendampingi macarun, kuliner khas Perancis yang telah eksis. Kesemua upaya ditujukan untuk melengkapi bisnis dengan omset rata-rata 5-6 juta rupiah perhari.

Dibandrol dengan harga antara Rp. 3.000,- (roti tawar), hingga Rp. 7.500,- untuk roti aneka isi, praktis setiap hari tidak kurang 1.000 piece terjual. Porsi terbesar adalah pesanan dari instansi dan cafe yang banyak tersebar disekitar Pondok Bambu.

Bukan sekedar berbisnis, namun pengusaha yang namanya senantiasa berkibar dikalangan pebisnis kuliner khususnya di wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya ini menjalankan usahanya dengan niat utama membantu keluarga maupun orang terdekat. Hampir seluruh karyawan yang berjumlah 10 (sepuluh) adalah karib dan anggota keluarga rekan alumni dari SMPN 135 Jakarta Timur.

Usaha wanita yang akrab disapa Mami ini, merupakan upaya kreatif pasca terhempas bisnis kuliner khusus di berbagai ajang pameran dan iven bergengsi di ibukota. Jakarta Fair,

Pameran Gaikindo, Aneka Bazaar maupun pentas musik skala besar menjadi langganan tetap. Hampir seluruh pengelola gedung pertemuan, lokasi eksebisi maupun hall besar mengenal dan menjadi mitra wanita yang sejak belia telah menimba ilmu memasak dari legenda kuliner Nyonya Liem di Bandung.

Pandemi covid-19 lah yang merubah kedigdayaan Reza, sebagaimana juga terjadi pada ribuan, bahkan jutaan pengusaha hingga jatuh *tapai*. Sekalipun demikian tidak ada dalam kamus hidupnya kata pasrah menerima keadaan. Berbekal pengalaman dan kekerasan hati serta kecermatan menangkap peluang maka dirintis kembali jejaring bisnis. Kali ini berbagi keahlian dengan Ghea, putri sulung yang mulai menampakkan talentanya.

Ditarik kebelakang, Restoran Nuansa Laut yang di tahun 2000an leading di kawasan Jatiwaringin adalah puncak kegemilangan bisnisnya. Pada saat tempat nongkrong kaki lima dan aneka tenda memenuhi koridor jalan menuju pintu tol Pondok Gede Barat, Reza dengan jitu justru membuat restoran dengan kelengkapan sajian dan rasa kelas premium. Kendati demikian banyak keunggulan, tetap dibandrol dengan harga yang terjangkau.

Jurus yang sama diterapkannya kali ini. Puluhan rasa memenuhi ekspektasi pelanggan, hadir dari racikan sendiri, dengan harga kompetitif dilokasi strategis. Tentu tidak mudah untuk langsung melesat ditengah kondisi yang masih tidak menentu ini. Perlu kerja keras dan ketekunan ekstra.

Melihat langkah yang dilakukan dengan niat membantu orang banyak, dilengkapi talenta mumpuni serta mental usaha tangguh, diyakini dari tangan ibu tiga anak ini turut berkontribusi mengembalikan semangat usaha dan membangun ekonomi masyarakat.

Penasaran, ayo tekan tuts handphone atau langkahkan kaki, ditunggu di Pondok Bambu. (writer)