KETERBATASAN ekonomi tidak menghalangi Randi Kurniawan untuk berprestasi. Walau punya bapak berprofesi tukang ojek, tidak membuat dia patah arang untuk berprestasi.Akhirnya, remaja 17 tahun itu berhasil meraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi tingkat SMA di Kota Padang tahun 2017. Hebatnya lagi, dia lulus sebagai mahasiswa bidik misi di Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur SNMPTN.
Randi Kurniawan yang tinggal di Gang Melayu, No23, RT06/RW01, Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumbar, juga cukup dekat dengan warga sekitar rumahnya.Remaja "kutu buku" yang dikenal cerdas, mudah bergaul, tak jumawa dan sopan ini sangat hormat kepada orang tua.
“Kami salut dengan prestasi Randi. Sebagai warga Gang Melayu, kami turut berbangga karena Randi menjadi lulusan UN tertinggi di Padang,” kata salah seorang warga Gang Melayu.Randi tak menampik apa yang disampaikan warga tentang dirinya. Kata Randi, sebagai anak yang berbakti kepada orangtua, sudah sepantasnya untuk bersikap menghormati.
“Orangtua dan guru di sekolah mengajarkan saya untuk menghormati yang lebih tua. Jadi menurut saya, sudah sewajarnya kita bersikap untuk saling hormat menghormati,” kata Randi saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.Randi menyebut keberhasilannya meraih nilai UN tertinggi di Kota Padang, tidak terlepas dari peran kedua orangtuanya yang selalu mengingatkan dirinya untuk rajin belajar supaya kelak bisa membuat orangtua bangga.
Kendati demikian, prestasi tersebut diluar dugaannya, mengingat prestasinya di SMA Negeri 10 Padang tidak begitu mencolok. Bahkan di semester I, dia hanya mampu meraih rangking 9 di kelas. Kemudian semester II hingga V, maksimal hanya masuk 5 besar.“Selama di SMA, saya tidak pernah sekalipun juara kelas. Makanya saya kaget begitu mengetahui nilai UN saya tertinggi di Padang,” ujar remaja yang hobi berenang itu sembari menyebut bahwa nilai UN-nya, juga tetinggi ke-empat di Sumbar.
Randi merupakan sulung dari tiga bersaudara pasangan Zularly (45) dan Ratna (41). Ayah Randi bekerja sebagai buruh di PT Yasiga Sarana Utama yang merupakan Anak Perusahaan dan Lembaga Penunjang (APLP) PT Semen Padang. Sedangkan ibunya, berprofesi sebagai ibu rumah tangga.Di samping bekerja di PT Yasiga Sarana Utama, Randi menyebut bahwa ayahnya juga nyambi menjadi tukang ojek di Simpang Indarung. Semua itu, kata Randi, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya.“Saya bangga dengan Ayah, beliau dengan ikhlas, mau mencari penghasilan tambahan sepulang kerja. Ayah nyambi jadi tukang ojek, karena ingin saya fokus belajar biar berprestasi,” ungkap Randi.Meski berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan, namun Randi mengaku bahwa dirinya tidak minder bersaing dengan siswa yang berasal dari keluarga mampu dan berprestasi di sekolahnya. Hal itu ia buktikan dengan sederet prestasi yang ia raih.
Di antaranya, Juara I Oliampiade Sains Tingkat Kota Padang tahun 2016, Peringkat 5 Olimpiade Sains Tingkat Provinsi Sumbar tahun 2016, Finalis Lomba Seni Berkimia Tingkat SMA Se-Sumbar tahun 2015 dan Finalis Pra-Olimpiade SMANSA Padang Sciense Competition (SMAPSIC) XI Jr 7 Tingkat SMA se Sumatera tahun 2016.Kemudian, Finaslis Uji Kemampuan dan Seminar Olimpiade UKSO III-2016 Tingkat SMP/MTs dan SMA/MA se-Sumatera Barat 2016 yang diselenggarakan di SMA Excellant Nurul Ikhlas, serta finalis Lomba Pra-Olimpiade Kimia tahun 2016 tingkat SMA/MA Se Sumbar 14 Februari 2016.
Semua prestasi yang diraih Randi, ternyata tidak lepas dari kerja kerasnya sejak masih duduk di bangku SD, yaitu SD Negeri 17 Batu Gadang. Di sana, Randi selalu meraih rangking 1 mulai dari kelas 1 hingga kelas VI.Bahkan prestasi tersebut, kian cemerlang begitu masuk SMP Negeri 11 Padang. Selain menjadi juara kelas sejak semester 2 kelas I sampai kelas III, ternyata Randi juga berhasil lulus sebagai siswa dengan raihan UN tertinggi di sekolahnya.
Mahasiswa Undangan ITBSelain meraih UN teringgi tingkat SMA di Kota Padang tahun 2017, Randi ternyata juga lulus sebagai mahasiswa undangan ITB melalui jalur SNMPTN, dan diterima sebagai mahasiswa bidik misi pada Fakultas Teknik Mesin dan Material
Editor : Adrian Tuswandi, SH
