Arosuka, - Memaknai kemerdekaan bagi setiap anak bangsa tentulah tidak sama, makna kemerdekaan secara utuh, ternyata belum bisa dirasakan oleh seluruh anak bangsa, termasuk untuk dapat menikmati akses Informasi.Seperti yang dirasakan oleh siswa SMP Negeri 4 Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat ketika mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Senin, 18/9-2023.
Ketika daerah lain di Indonesia melaksanakan kegiatan di sekolah masing-masing, kegiatan ANBK di SMP Negeri 4 Tigo Lurah, justru dilaksanakan di luar ruangan, bahkan jauh dari lokasi sekolah, sebab tidak tersedianya jaringan komunikasi di daerah tersebut.Asral, Spd selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Tigo Lurah, mengatakan bahwa para siswa terpaksa dibuatkan tempat khusus untuk mengikuti kegiatan itu, mesti duduk hanya beralaskan tikar, dengan resiko harus diterpa hujan dan panas setiap saat.
" Untuk mengikuti kegiatan ANBK ini kita buatkan tempat khusus, sebab di daerah ini hanya tempat tertentu saja yang ada spot internetnya dan bisa mendapatkan jaringan internet, " jelas Asral.Asral juga menyampaikan bahwa tempat ini dibuat atas kerjasama komite sekolah dengan warga sekolah agar 17 orang siswa dan siswi SMPN 4 Tigo Lurah dapat mengikuti ANBK ini.
" Ini berkat kerjasama komite sekolah dan warga sekolah, hari ini 17 orang siswa dapat mengikuti ANBK yang dilaksanakan tanggal 18-19 September 2023 ini, " ujar AsralMenyikapi hal tersebut, Bupati Solok H. Epyardi Asda merasa sangat prihatin dengan kondisi masyarakatnya yang ada di Kecamatan Tigo Lurah, demi melepaskan daerah paling ujung di Kabupaten Solok itu dari ketertinggalan, Bupati yang dikenal dengan latar belakang pengusaha itu terus berusaha untuk melakukan berbagai upaya pembangunan.
" Saya melalui Pemda Kab. Solok selalu mengupayakan bagaimana seluruh akses informasi bisa sampai ke masyarakat, karena di jaman serba internet ini jaringan seluler tidak hanya sebatas komunikasi saja, tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk menunjang banyak hal sendi-sendi kehidupan, terutama dibidang pendidikan, semuanya sekarang sudah serba digital, " kata Bupati Epyardi Asda.Selain itu, Bupati Solok juga menyampaikan keresahannya terkait dengan usaha pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi di daerah yang dipimpinnya itu. Karena pembangunan fasilitas komunikasi, seperti tower pemancar itu juga menyangkut kepentingan bisnis pihak provider, dimana pertimbangan ekonominya sangat mempengaruhi.
" Tidak saja soal itu, di sisi Pemerintah sendiri saya pikir kerumitannya juga sangat luar biasa, sementara kita menuntut ekonomi dan pendidikan bangsa ini maju, disisi lain kerumitan prosedur malah terkesan menjadi penghalang, " pungkas Epyardi.Hal itu dikatakannya, terkait pembangunan tower pemancar yang akan di laksanakan di Nagari Bukit Bais Kec. IX Koto Sungai Lasi, Kab. Solok, karena sesuai dengan laporan Wali Nagari dan Dinas Kominfo yang mengurus teknis pembangunan itu saja masih terkendala surat rekomendasi dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat." Berdasarkan laporan yang saya terima, surat kita sudah masuk ke provinsi dari pertengahan Agustus 2023, dan sampai sekarang belum ada progres sama sekali, bahkan tim kehutanan yang harusnya sudah melakukan survey kelapangan, juga belum ada, " tandas Epyardi.Bupati juga menimpali entah berapa lama proses administrasi seperti itu ada kepastian, sementara waktu dan kebutuhan akan jaringan komunikasi berjalan terus, terutama sekali untuk dunia pendidikan yang sekarang ini serba daring. (romi)
Editor : Adrian Tuswandi, SH

