ICCN Himbau Masyarakat Mencintai Makanan Khas Daerah

Talkshow Beach Gastronomy Festival di Kupi Batigo Taluak Buo, Padang, mengajak masyarakat mencintai makanan khas daerah sekaligus melestarikan warisan kuliner. (Foto: Ist)
Talkshow Beach Gastronomy Festival di Kupi Batigo Taluak Buo, Padang, mengajak masyarakat mencintai makanan khas daerah sekaligus melestarikan warisan kuliner. (Foto: Ist)

Padang, - Beach Gastronomy Festival digelar pada Sabtu dan Minggu, 27–28 September 2025, di Kupi Batigo Taluak Buo, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.

Festival ini diawali dengan talkshow bertema “Gastronomi Pesisir: Warisan, Wisata, dan Inovasi”. Talkshow menghadirkan tiga narasumber, yakni Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani; Ketua ICCN Korda Sumbar sekaligus Owner Kupi Batigo, Yulviadi (Adek); serta pelaku kreatif, Y. Vujji El Ikhsan.

Dalam diskusi tersebut, para narasumber membahas pentingnya pengenalan makanan khas daerah pesisir pantai agar lebih dikenal masyarakat luas. Selain sebagai warisan kuliner, makanan khas juga merekam sejarah Kota Padang yang dipengaruhi oleh interaksi dengan berbagai bangsa sejak lama.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani, menegaskan bahwa potensi City of Gastronomy sangat besar di kawasan pesisir Kota Padang. Luasnya garis pantai memberi kekayaan bahan pangan sekaligus tradisi kuliner. “Proses menyiapkan makanan hingga penyajiannya merupakan bagian dari gastronomi itu sendiri. Dinas Pariwisata mendukung penuh proses kreatif untuk meningkatkan gastronomi pesisir,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Yulviadi (Adek). Menurutnya, tantangan pengembangan kuliner pesisir sudah lama dihadapi masyarakat Taluak Buo. Ia mencontohkan makanan khas rimih-rimih sejenis kerang kecil yang dulunya menjadi makanan pokok saat musim paceklik, kini dikreasikan sebagai salah satu menu unggulan di Kupi Batigo.

Sementara itu, Y. Vujji El Ikhsan menekankan pentingnya inovasi agar kuliner tradisional tetap relevan dengan zaman. Ia menyebut makanan siap saji yang digemari generasi muda bisa menjadi tantangan, tetapi cita rasa makanan khas daerah tidak boleh kalah oleh produk modern tersebut.

Para narasumber sepakat bahwa upaya mengenalkan gastronomi Padang bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh masyarakat. Mulai dari keluarga, komunitas, hingga pelaku kreatif dapat berperan memperkenalkan dan menjaga eksistensi kuliner khas pesisir.

Sebagai penutup talkshow, ketiga narasumber menekankan perlunya edukasi berkelanjutan melalui festival, inovasi kuliner, serta pengenalan di lingkungan terdekat. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan outbound dan permainan bersama peserta sebagai bagian dari pengenalan lebih lanjut mengenai gastronomi. (***)

Editor : Redaksi
Banner Trofeo Mini SoccerBanner Nevi Munas VI
Bagikan

Berita Terkait
Terkini