Keseriusan Pemerintah Membangun Papua Diapresiasi DPR dan Peneliti

oleh -667 views
oleh
667 views
Pemerintahan Presiden Jokowi dinilai pada rel keseriusan membangun Papua, benang merah diskusi di Dewan Pers Senin 27/11 siang. (foto: dok)
Pemerintahan Presiden Jokowi dinilai pada rel keseriusan membangun Papua, jadi benang merah diskusi di Dewan Pers Senin 27/11 siang. (foto: dok)

Jakarta,—Apa yang dilakukan Pemerintahan Presiden Jokowi di Papua ternyata mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan berbagai latar mulai anggota DPR hingga Peneliti.

Seperti, Bobby Adhityo Rizaldi, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar mengatakan, masifnya pembangunan infrastruktur di Papua menjadi bukti nyata keseriusan Pemerintahan Jokowi memajukan Papua.

Bobby mencontohkan pembangunan jalan Trans Papua yang menghubungkan Papua dan Papua Barat, jembatan, bandara, bendungan, dan lain sebagainya.

 

“Memang dulu partai saya tidak mendukung Jokowi pada 2014, namun kita harus mengakui, untuk Papua sudah banyak sekali yang dilakukan Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Sampai sekarang sudah enam kali Jokowi berkunjung ke Papua. Dana yang diberikan Pemerintah Pusat ke Papua juga sangat besar”, kata Bobby Adhityo pada Senin 27/11 siang, pada diskusi di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

 

Diskusi diadakan Social Media for Civic Education (SMCE) dengan tema: Peran Media Dalam Membangun Optimisme Dan Nasionalisme Papua. Selain Bobby Adhityo, hadir juga sebagai narasumber Peneliti Senior LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Adriana Elisabeth dan Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria.

 

Sebelum menyampaikan materinya, Adriana Elisabeth menanyakan kepada 93 peserta diskusi yang hadir, siapa diantara kalian yang sudah membaca roadmap Papua, dia kemudian menyarankan agar generasi muda lebih giat membaca dan mencari informasi terkait Papua, dengan tidak hanya membaca berita tapi juga buku dan dokumen.

 

“Kita harus memahami sejarah Papua, tanpa itu kita tidak bisa bicara tentang Papua. Mereka di Papua adalah saudara-saudara kita, bukan orang lain.  Kita dari LIPI mengusulkan dialog nasional terkait Papua, tujuannya agar kita saling memahami, tentunya kita ingin Papua selamanya dalam NKRI,” ujar Adriana Elisabeth.

Sebenarnya kata Adriana, Presiden Jokowi sudah menunjuk tiga orang sebagai person in charge guna memfasilitasi dialog. “Jadi sudah ada kemajuan, tinggal ini dimaksimalkan. Ini sebuah kemajuan, jadi selain pembangunan infrastruktur yang memang patut kita apresiasi, jalur dialog pun sudah ditempuh Pemerintah.

 

Terkait peran media, Adriana Elisabeth memaparkan bahwa LIPI bersama Dewan Pers terus berkoordinasi, rencananya pada 18 Desember 2017 kita ada agenda bersama. 

Media jelas memiliki peran penting dalam membangun Papua, karena itu sekecil apa pun pembangunan di Papua sudah sewajarnya diangkat oleh media. Kelebihan dan kekurangan perlu diberitakan agar menjadi perbaikan,” ujarnya.

Narasumber lainnya Hariqo Wibawa Satria (Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi) dalam presentasinya mengatakan, pesan bahwa Jokowi serius membangun Papua telah sampai kepada orang-orang yang menyuarakan Papua merdeka. Sehingga sudah banyak yang kembali ke NKRI, memang masih ada beberapa yang menyuarakan kemerdekaan. Kepada mereka ini kita harus sabar dan sabar dengan terus memberikan fakta-fakta dan menunjukan niat baik yang tulus.

 

Hariqo juga mengapresiasi peran media dalam menyampaikan berbagai kerja nyata Pemerintah di Papua dan harapan masyarakat Papua. Tinggal sekarang bagaimana fakta-fakta tersebut didistribusikan lebih strategis.

 

“Media harus diapresiasi, karena cukup berimbang, kalau ada yang bilang media hanya mengutip TNI, Polisi atau Pemerintah saya kira kurang membaca. Karena satu dan dua hal kita boleh menggeneralisasi,” ujar Hariqo

 

Hariqo menambahkan, di era digital setiap orang adalah diplomat, jadi sekarang ini diplomat bukan saja yang kuliah jurusan Hubungan Internasional, bukan saja yang bekerja di Kemenlu RI,  bukan saja yang berdasi dan berkemeja rapi, namun setiap pemuda adalah diplomat.

 

Karenanya menurut Hariqo, menjadi tugas setiap pemuda memperjuangkan kepentingan nasional, salah satunya dengan menyebarkan fakta-fakta pembangunan Papua lewat media sosial. Lebih utama lagi jika kita mampu memproduksi konten-konten yang mendorong penguatan nasionalisme dan optimisme Papua.

“Tidak suka Jokowi itu hal yang wajar dan boleh, namun tidak jujur melihat fakta itu yang tidak boleh, anak muda harus belajar objektif. Keseriusan Pemerintah membangun Papua adalah jawaban Jokowi untuk berbagai harapan dan kritik kepadanya. Saya yakin kita semua dari lubuk hati terdalam ingin NKRI ini utuh hingga kapan pun. Jadi sekarang tidak sekedar NKRI harga mati, namun juga pembangunan juga harga mati, namun tentu tidak bisa sim salabim semua tantangan bisa diselesaikan, yang penting keseriusan itu sudah nyata terlihat dalam bukti-bukti kongkrit,” ujar Hariqo pada diskusi tersebut. (rilis)