Prestasi Enam Bulan Danantara di Bawah COO Dony Oskaria

COO Danantara, Dony Oskaria, berhasil membawa institusi sovereign wealth fund Indonesia meraih pendanaan internasional jumbo dan memperkuat posisi ekonomi global hanya dalam enam bulan kepemimpinannya. (Foto: Ist)
COO Danantara, Dony Oskaria, berhasil membawa institusi sovereign wealth fund Indonesia meraih pendanaan internasional jumbo dan memperkuat posisi ekonomi global hanya dalam enam bulan kepemimpinannya. (Foto: Ist)

Langkah ini merupakan terobosan penting karena menegaskan bahwa pembangunan ekonomi tidak semata berbasis pada akumulasi modal, tetapi juga pada investasi pengetahuan dan penguatan kapasitas manusia.

Dalam perspektif pembangunan jangka panjang, keberanian Dony menginisiasi universitas korporat ini meneguhkan bahwa Danantara tidak hanya mengelola aset material, tetapi juga mencetak sumber daya manusia unggul untuk Indonesia Emas 2045.

Pada ranah internasional, Dony menunjukkan kapasitas diplomasi ekonomi yang mumpuni dengan menjalin kemitraan dengan berbagai SWF kelas dunia. Tiga kerja sama besar berhasil dicapai hanya dalam waktu empat bulan sejak berdiri.

Pertama, kesepakatan dengan Qatar Investment Authority (QIA) pada April 2025 untuk membentuk dana investasi bersama senilai 4 miliar dolar AS, yang diarahkan pada sektor hilirisasi industri, energi terbarukan, layanan kesehatan, dan sektor prioritas transformasi ekonomi Indonesia.

Kedua, kemitraan dengan Future Fund Australia pada Mei 2025, yang tidak hanya melibatkan pembiayaan, tetapi juga membuka akses bagi Danantara menjadi anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF). Keanggotaan ini penting sebagai pengakuan global terhadap standar tata kelola Danantara.

Ketiga, kesepakatan dengan China Investment Corporation (CIC), salah satu SWF terbesar dunia, untuk membentuk platform investasi ASEAN–Tiongkok dengan fokus pada manufaktur, teknologi, kesehatan, dan barang konsumsi.

Rangkaian kerja sama ini menunjukkan bahwa Dony mampu mengangkat Danantara sebagai aktor ekonomi global yang sejajar, bukan sekadar penerima investasi.

Keberhasilan tersebut semakin kuat dengan penegakan tata kelola internal yang ketat. Dony menerapkan aturan yang mencerminkan kultur baru dalam pengelolaan BUMN. Larangan bermain golf pada hari kerja, pelarangan keterlibatan keluarga direksi dalam urusan perusahaan, serta pembatasan penggunaan protokol berlebihan adalah contoh konkret dari upaya membangun profesionalisme dan integritas.

Lebih jauh, Dony menginisiasi pemisahan risiko antara BUMN dan investasi dengan membentuk dua entitas khusus: Danantara Asset Management dan Danantara Investment Management. Pendekatan ini penting untuk melindungi aset negara dari kerentanan risiko, sekaligus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

Jika ditinjau dari perspektif teori kepemimpinan, langkah-langkah Dony Oskaria sangat dekat dengan model kepemimpinan transformasional. Ia tidak hanya mengurus operasional sehari-hari, tetapi juga menginspirasi, membangun visi, dan menggerakkan sumber daya menuju transformasi mendasar. Ia memadukan kompetensi teknis, integritas moral, dan kemampuan diplomasi yang memungkinkan Danantara berlari kencang, meskipun usianya masih sangat muda.

Editor : Redaksi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini