Proses Adat di Kepri Unik, Ada Makan Bajamba

Gubernur Kepri H Ansar Ahmad menyerahkan bendera pataka kepada H Nurman Dt Rajo Basa saat pengukuhan Keluarga Besar Rumah Gadang (KBRG) Kepri di Ballroom D Golden Prawn Kota Batam, Sabtu (27/9/2025). (Foto: Ist)
Gubernur Kepri H Ansar Ahmad menyerahkan bendera pataka kepada H Nurman Dt Rajo Basa saat pengukuhan Keluarga Besar Rumah Gadang (KBRG) Kepri di Ballroom D Golden Prawn Kota Batam, Sabtu (27/9/2025). (Foto: Ist)

KBRG merupakan wujud dari mimpi dari berbagai tokoh organisasi dan paguyuban Minang di Kepri yang mengidam-idamkan lahirnya wadah pemersatu. Sebab, selama ini berbagai organisasi perantau terpisah-pisah. Sembilan pimpinan organisasi Minang dari tujuh kabupaten dan kota di Kepri kemudian menggagas untuk membentuk wadah tersebut.

Mereka kemudian menggelar Musyawarah Besar (Mubes) di Pacific Palace Hotel di Kota Batam pada 11 Mei 2025 lalu. Mereka adalah AKBP (Purn) H.Muhammad Maryon (Ketua Umum IKSB Batam) yang sangat aktif mendirikan warga Bersama ini, Mursal (Ketua Umum IKSB Pulau Kundur), H.Novi Hendri, SKM.MSc (Ketua Persatuan Keluarga Sumatera Barat Kabupaten Karimun, Jamalis, SPd.MPd (Ketua IKSB Kab Lingga).

Kemudian Zakirman, SPdI (Ketua Umum Perkumpulan Minang Sakato Bintan), Azimir Koto (Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Saiyo Bintan, H Khairullah (Himpunan Keluarga Minang Saiyo Natuna), serta Joni Hendri (Ketua Umum IKSB Anambas).

Sembilan organisasi ini sepakat menamai wadah bersama itu dengan Rumah Gadang yang bermakna rumah barsama. Mereka pun sepakat mendapuk H Nurman sebagai Ketua KBRG pertama sekaligus sebagai ketua formatur bersama 12 tokoh Minang lainnya, termasuk pimpinan sembilan organisasi tersebut.

Nurman menjelaskan, organisasi ini bukanlah induk dari organisasi-organisasi Minang yang sudah ada. Rumah gadang ini adalah wadah koordinasi bagi tokoh-tokoh organsasi tersebut untuk saling mendukung, saling bersilaturahmi,saling mengisi sehingga berjalan seiring untuk lebih kompak dan kuat.

"Kita bahkan mendorong agar seluruh organisasi perantau ini semakin kuat, solid dan mengakar. Karena dengan itulah kita bisa sama-sama menjaga adat-istiadat, baik di kampung dan di rantau," kata pengusaha yang menetap di Tanjungpinang ini. (***)

Editor : Redaksi
Banner Trofeo Mini SoccerBanner Nevi Munas VI
Bagikan

Berita Terkait
Terkini