Rahmat juga mengingatkan agar pembangunan pertanian tidak hanya bertumpu pada pemerintah daerah.
Menurutnya, kolaborasi dengan pemerintah pusat, swasta, hingga lembaga pendidikan menjadi kunci dalam membawa Sumbar keluar dari stagnasi.
“Teknologi pertanian, riset, dan keterlibatan generasi muda sangat penting. Tanpa itu, Sumbar akan tertinggal dalam menghadapi persaingan global,” jelasnya.
Salah satu yang ia soroti adalah potensi gambir, komoditas khas Sumbar yang selama ini masih diekspor dalam bentuk mentah.
Menurut Rahmat, pengolahan gambir di dalam negeri bisa menjadi ikon baru kebangkitan ekonomi Sumbar.
“Kalau diolah di sini, manfaatnya akan langsung dirasakan petani, bukan orang lain di luar negeri,” katanya.Meski begitu, Rahmat tidak menutup mata pada tantangan besar yang menanti.
Perubahan iklim, alih fungsi lahan, hingga minimnya regenerasi petani disebutnya sebagai masalah yang harus ditangani dengan kebijakan jangka panjang.
“Kalau kita bicara Sumbar maju, itu bukan sekadar jargon. Harus ada kerja bersama, bahu membahu. Masyarakat harus merasakan langsung manfaat pembangunan. Dan jalan paling realistis adalah memperkuat sektor pertanian,” pungkasnya. (***)
Editor : Redaksi
