Vokalis kelahiran Yogyakarta ini menegaskan bahwa acara ini menjadi momentum penting bagi karier D'MASIV. Mereka tidak hanya akan tampil di atas panggung, tetapi juga mengikuti berbagai pertemuan bisnis dengan label dan produser musik dunia.
“Banyak CEO industri musik dari Netflix hingga Disney yang akan hadir. Oleh karena itu, kami harus memberikan penampilan terbaik kami. Saya pun kembali belajar bahasa Inggris agar pengucapan saya lebih baik,” ujar Rian.
Dalam ajang ini, D'MASIV tidak sekadar tampil, tetapi juga mencari mitra bisnis yang tepat, terutama label rekaman yang tertarik dengan konsep musik mereka.
“Kami ingin karya kami dikenal secara luas. Untuk itu, menembus pasar Amerika Serikat adalah langkah awal sebelum dikenal secara global. Coldplay, Adele, dan beberapa boy band Korea juga menempuh jalur yang sama,” jelas Rian.
D'MASIV telah membuktikan kapasitasnya dengan tampil di berbagai kota di dunia, termasuk Manchester dan Hamburg. Mereka juga berencana untuk tampil di Paris, London, dan Berlin di masa mendatang.
“Kami ingin tampil orisinal sebagai band dari Ciledug, Indonesia. Musik kami tidak sekadar untuk pendengar Indonesia, tetapi juga memiliki nuansa internasional. Oleh karena itu, kami telah melakukan pemetaan untuk menemukan produser yang cocok dengan gaya musik kami,” ujar Rian.
Persiapan mereka tidak hanya sebatas latihan intensif, tetapi juga dengan berkonsultasi dengan Sat Bisla, seorang eksekutif musik yang dihormati di industri musik Amerika Serikat.Bisla telah bekerja dengan label rekaman besar seperti Universal Music Group, Sony Music Entertainment, dan Warner Music Group.
“Kami berharap D'MASIV dapat mengikuti jejak musisi dunia lainnya dan sukses go global,” kata Rian.
Momen ini menjadi tonggak penting bagi D'MASIV sebagai band independen setelah menyelesaikan kerja sama panjang dengan Musica Studio’s sejak 2008. Langkah ini menandai awal dari perjalanan baru mereka menuju kancah internasional.
Editor : Redaksi