Jakarta, - DPW IKM Jakarta kembali menggelar kajian adat Minangkabau di Masjid Al Furqan, Meruya Utara, Jakarta Barat.
Acara yang diklaim sebagai kajian adat pertama di Indonesia ini mendapat respons luar biasa dari masyarakat Minang di perantauan.
Acara yang berlangsung pada Senin (17/3/2025) ini menjadi wadah bagi masyarakat Minang untuk memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai adat, terutama terkait tanah ulayat dan pusako, yang sering menjadi isu krusial bagi para perantau.
Ketua DPW IKM Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo, menjelaskan bahwa kajian ini merupakan implementasi nyata dari falsafah Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
"Ini adalah kajian adat Minang pertama di Indonesia. Tujuannya agar masyarakat Minang dapat memahami adat Minangkabau dengan lebih mendalam, terutama dalam konteks kehidupan di perantauan," ujar Braditi.
Acara ini tidak hanya berfokus pada kajian adat, tetapi juga dirangkai dengan berbagai kegiatan religius dan sosial.Rangkaian acara dimulai dengan salat Ashar berjamaah, dilanjutkan dengan kajian adat, buka puasa bersama, penyerahan santunan untuk anak yatim dan duafa, serta salat Isya dan tarawih berjamaah.
Kajian yang awalnya dijadwalkan selesai sebelum Maghrib, ternyata diperpanjang hingga pukul 23.00 WIB karena tingginya antusiasme peserta.
Para peserta aktif berdiskusi dan mengajukan berbagai pertanyaan, khususnya terkait tanah ulayat dan pusako.
"Awalnya, kajian ini hanya sampai sore. Namun, karena banyak peserta yang ingin mendalami lebih jauh, sesi diskusi pun diperpanjang hingga malam," ungkap Braditi.
Editor : Redaksi