Oleh: Irdam Imran, Alumni SMP Negeri 4 Bukittinggi Angkatan 1975
Istana Bung Hatta menjadi saksi sejarah kebersamaan lintas generasi dalam Reuni Gadang Alumni SMP Negeri 4 Bukittinggi, yang dihadiri oleh ribuan alumni dari berbagai angkatan. Acara megah ini dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota Bukittinggi, menandai momentum kebanggaan dan nostalgia yang penuh makna bagi seluruh keluarga besar alumni SMP 4.
Dalam kesempatan yang bertepatan dengan ulang tahun emas angkatan 1975, hadir sosok inspiratif Ir. Arsya Djuliandi Rachman, MBA, mantan Gubernur Riau dan kini anggota Komisi II DPR RI. Beliau juga masih aktif mengabdi di KADIN Pusat bersama Dino Patti Djalal, putera terbaik Minangkabau yang telah berkiprah di pentas nasional dan internasional. Kehadiran mereka menjadi simbol keberhasilan alumni SMP 4 Bukittinggi yang telah membawa nama baik sekolah dan daerah di berbagai bidang pengabdian.
Reuni ini bukan sekadar temu kangen, tetapi juga menjadi ajang memperkuat ikatan emosional, jejaring sosial, dan semangat kontribusi untuk kota Bukittinggi. Dalam suasana kekeluargaan yang kental, para alumni mengenang masa-masa indah di bangku SMP sambil menatap ke depan membangun gagasan untuk berbagi, menginspirasi, dan mengabdi kepada almamater serta kampung halaman.
Makna “emas” bagi angkatan 1975 tidak hanya menandai usia 50 tahun sejak menamatkan pendidikan di SMP Negeri 4 Bukittinggi, tetapi juga melambangkan kematangan, kebijaksanaan, dan kesinambungan pengabdian. Generasi 1975 kini menjadi teladan bagi adik-adik angkatan berikutnya dalam hal etos kerja, integritas, dan loyalitas terhadap nilai-nilai pendidikan. Dalam kilau emas itu tersimpan semangat untuk terus berbuat bagi bangsa, daerah, dan almamater tercinta.
Menariknya, dalam ajang penampilan panggung reuni yang diikuti oleh 30 angkatan, para alumni unjuk kebolehan menampilkan seni budaya tradisional dan kontemporer yang sarat makna dan kreativitas. Angkatan 1975 berhasil meraih juara kedua dengan penampilan yang memadukan nilai budaya Minangkabau dengan semangat kebersamaan lintas generasi.Sementara itu, juara pertama diraih oleh Angkatan 1977, yang sebagian besar alumninya bergelar profesor dan doktor, bahkan di antaranya terdapat mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Keberhasilan ini menjadi cermin bahwa SMP Negeri 4 Bukittinggi telah melahirkan generasi berprestasi yang tidak hanya sukses secara akademik, tetapi juga tetap memelihara akar budaya dan persaudaraan.
Tak kalah menarik, perhatian publik tertuju pada papan bunga terbesar dan terpanjang yang dikirim oleh Dr. Indra Catry, mantan Bupati Agam dua periode yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Sumbar di Komisi yang membidangi politik dan pembangunan daerah. Papan bunga ini tampaknya mewakili seluruh kehadiran angkatan 1975 dalam reuni gadang, menjadi simbol kebersamaan, kebanggaan, dan dukungan generasi emas terhadap acara lintas angkatan tersebut.
Rangkaian acara juga diwarnai dengan kegiatan sosial, bazar kuliner khas Bukittinggi, dan penampilan seni budaya Minangkabau yang menggugah rasa bangga terhadap akar budaya sendiri. Semua ini menjadi bukti bahwa SMP Negeri 4 Bukittinggi tidak hanya mencetak insan cerdas, tetapi juga pribadi-pribadi berkarakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, pendidikan, dan pengabdian.
Sebagaimana disampaikan Wakil Walikota Bukittinggi dalam sambutannya:
Editor : Redaksi