Padang, - Literasi menjadi kunci penting bagi kemajuan bangsa di era global. Tanpa literasi yang kuat, generasi muda akan kesulitan bersaing dan berkembang. Literasi tidak sekadar membaca dan menulis, tetapi juga melatih keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, serta memahami dunia dengan bijaksana.
Banyak pihak menilai, literasi ibarat cahaya yang menerangi jalan kehidupan. Melalui literasi, generasi muda membuka cakrawala pengetahuan, melahirkan ide kreatif, dan membangun karakter kuat. Seorang pendidik menuturkan bahwa literasi bukan hanya tentang buku, melainkan tentang bekal menghadapi tantangan masa depan dengan kemampuan memecahkan masalah.
Di era digital yang penuh banjir informasi, literasi memiliki peran strategis. Generasi muda kini harus cerdas memilah informasi dari media sosial, portal berita, hingga platform hiburan. Tanpa kemampuan tersebut, mereka akan mudah terjebak pada berita bohong atau hoaks yang dapat memengaruhi pola pikir bahkan perilaku.
Sebaliknya, generasi literat mampu memanfaatkan teknologi untuk belajar, berkreasi, bahkan membangun peluang usaha. Literasi digital pun menjadi keterampilan wajib yang menghubungkan pengetahuan klasik dengan tuntutan zaman modern.
Lebih jauh, literasi juga membentuk karakter bangsa. Dengan membaca, menulis, dan berdiskusi, generasi muda belajar nilai moral, empati, kedisiplinan, serta rasa kebersamaan. Filosofi Ki Hajar Dewantara yang menekankan pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia, selaras dengan pentingnya budaya literasi.
Sejumlah pelajar mengaku merasakan manfaat nyata dari literasi. Seorang siswa SMA di Padang menyebut dirinya lebih mudah memahami pelajaran dan percaya diri berdiskusi setelah rajin membaca. Seorang mahasiswa pun menuturkan bahwa menulis memberinya ruang untuk menyalurkan ide serta berbagi inspirasi.Pengamat pendidikan Dr. Candrianto menegaskan, literasi adalah cahaya masa depan. Menurutnya, generasi muda yang literat akan lebih siap menghadapi tantangan, memiliki daya saing, serta berkarakter kuat. “Literasi bukan sekadar membaca buku, tetapi kemampuan mengolah dan memanfaatkan informasi untuk kehidupan,” ujarnya, Rabu (21/8/2025).
Untuk menumbuhkan budaya literasi, keluarga, sekolah, dan pemerintah harus berperan aktif. Orang tua dapat menjadi teladan dengan membiasakan membaca di rumah, sekolah menghadirkan program literasi kreatif, dan pemerintah menyediakan fasilitas pendukung.
Generasi muda literat diyakini akan menjadi generasi emas Indonesia 2045. Mereka tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga tangguh dalam menghadapi perubahan zaman. Karena itu, literasi harus ditanamkan sejak dini agar bangsa ini tidak tertinggal dari negara lain.
“Mari bersama menyalakan semangat literasi. Jadikan membaca, menulis, dan berpikir kritis sebagai gaya hidup anak muda. Dengan literasi, Indonesia bisa melangkah lebih maju, berkarakter, dan bermartabat,” tutup Dr. Candrianto. (***)
Editor : Redaksi