Suara Talempong dan Pupuik Sarunai Iringi Manjalang Mintuo di Istano Baloen

Prosesi adat Manjalang Mintuo di Istano Baloen, Solok Selatan, diiringi alunan talempong dan pupuik sarunai yang menambah khidmat suasana pesta perkawinan Puti Melani Wulandari Dewi Baloen dengan Yopan Yuliano, Senin (25/4/2025). (Foto: Ist)
Prosesi adat Manjalang Mintuo di Istano Baloen, Solok Selatan, diiringi alunan talempong dan pupuik sarunai yang menambah khidmat suasana pesta perkawinan Puti Melani Wulandari Dewi Baloen dengan Yopan Yuliano, Senin (25/4/2025). (Foto: Ist)

Solok Selatan, - Rangkaian Alek Gadang di Istano Baloen, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan, ditutup dengan prosesi adat Manjalang Mintuo. Tradisi ini menjadi penutup pesta perkawinan antara Puti Melani Wulandari Dewi Baloen dengan Yopan Yuliano, yang berlangsung dengan khidmat dan penuh nuansa adat Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu, Senin sore (25/4/2025)

Manjalang Mintuo merupakan arak-arakan kedua mempelai menuju tempat alek pihak keluarga laki-laki. Dalam prosesi ini, kedua pengantin didampingi oleh bundo kanduang, keluarga, serta karib kerabat, dengan membawa baban tuo berupa hantaran adat yang sarat makna dan simbol penghormatan.

Suasana prosesi semakin semarak dengan alunan musik tradisional Minangkabau. Bunyi pupuik sarunai dan dentingan talempong menggema, menghidupkan kembali seni musik tradisi lama yang menjadi kebanggaan masyarakat Alam Surambi Sungai Pagu.

Di bawah langit sore yang cerah di Istano Tuanku Rajo Bagindo Baloen, manjalang mintuo berlangsung damai. Dengan langkah gontai para pembawa baban tuo, prosesi ini menghadirkan pemandangan yang penuh kehangatan, menggambarkan eratnya tali persaudaraan antar keluarga besar Puti Melani Wulandari dengan Yopan Yuliano.

Hadi Dt Rajo Nagaro, sejak awal kegiatan resepsi pernikahan di Istano Baloen sampai prosesi manjalang mintuo, alhamdulillah berjalan lancar dan meriah," ungkap Hadi Dt Rajo Nagaro

Prosesi Manjalang Mintuo tidak hanya menjadi bagian dari pesta perkawinan, tetapi juga simbol kelestarian adat dan budaya Minangkabau di Alam Surambi Sungai Pagu. Sebuah warisan yang terus dijaga, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai identitas budaya masyarakat setempat, pungkasnya. (***)

Editor : Redaksi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini