Padang, - Untung ada jalan Sitinjau Lauik, ruas ini menjadi urat nadi utama, untuk membongkar tersiolasi nya Kota Padang.
Pasalnya, urat nadi utama Padang Bukittinggi, via Lembah Anai, via Sicincin-Malalak atau via Lubuk Basung lewat Kelok 44 semua patah alias tak bisa dilewati, dampkanya pun kemana-kemana.
Ruas lembah Anai dikebut untuk membukanya, tapi pihak berkompeten sebut paling cepat dua minggu lagi.
Ruas Sitinjau Lauik jadi akses satu-satunya masuk Padang via darat, akibatnya crodit parah, antri dan macet di ruas itu bisa 5 jam lebih.
Meski jadi satu satunya ruas ke Padang, tentu harus ada rekayasa lalulintas untuk hindari macet total.
"Selagi aman dilewati jalur itu, ayo para pengatur lalulintas di daerah ini putar otak bagaimana membuat lancar merayap ruas itu, ingat resiko ruas itu tinggi, sewaktu-waktu bisa longsor tebing dan terban badan jalan, belum lagi kendaran rusak atau kecelakaan beruntun,"ujar tokoh publik Sumbar Ir Bachtul, Rabu (3/12/2025) di Padang.Menurut Bachtul macet lebih dari 5 jam, pengendara di situ adalah korban, kemacetan di Sitinjau terutama kendaraan plat BA.
"Pemantik macet berjam-jam di Sitinjau itu karena truk tanki CPO dan truk batubara serta kendaraan over load lainnya,"ujar Bachtul.
Sitinjau Lauik menjadi urat nadi utama infrastruktur ke Padang pasca bencana banjir bandang menghajar banyak daerah di Sumbar, berakibat fatal bagi infrastruktur jalan.
"Kendaraan besar dan over capacity itu, dari pantauan pengendara, umumnya plat Non BA, kalau tangki CPO umumnya BK. Ada edaran Gubernur jam jenis kendaraan lewat Sitinjau Lauik, ee petugas pengaturnya gak ada di sana, gimana mau jalan?,"ujar Bachtul.
Editor : Editor