Sementara, itu, Mentawai masuk dalam daftar 10 besar destinasi selancar dunia, dengan kunjungan wisatawan asing yang terus meningkat rata-rata 12% per tahun.
Jika rute Bali-BIM dibuka, maka potensi connecting tourists (wisatawan lanjutan) dari Bali ke Sumbar bisa mencapai 150–200 ribu orang per tahun, menciptakan efek ekonomi turunan yang signifikan bagi UMKM pariwisata, penginapan, kuliner, dan ekonomi kreatif.
Strategi Kolaboratif: Pemerintah, Swasta, dan Pakar
Pertemuan di Menara 88 Jakarta menjadi wujud nyata sinergi antara pemimpin daerah, dunia usaha, dan pakar pemasaran nasional.
Kolaborasi seperti ini mencerminkan prinsip marketing governance, di mana kebijakan publik disusun dengan memperhatikan logika pasar dan potensi brand daerah.
Hermawan Kartajaya menekankan bahwa keberhasilan destinasi tidak hanya bergantung pada promosi, tetapi juga pada aksesibilitas dan pengalaman wisatawan yang berkesan.Dengan konektivitas yang baik, Sumatera Barat dapat membangun ekosistem wisata terpadu-mulai dari wisata alam dan budaya Minangkabau hingga wisata bahari Mentawai.
Positioning Baru: “Cultural Heritage Meets Global Connectivity”
Secara konseptual, inisiatif Irman Gusman menggambarkan model kepemimpinan berbasis strategi pemasaran (marketing leadership), di mana pembangunan daerah diarahkan melalui pendekatan branding, jaringan, dan kemitraan.
Ranah Minang kini tengah bergerak menuju positioning baru:
“Cultural Heritage Meets Global Connectivity.”
Dengan positioning ini, Sumatera Barat berpotensi menjadi hub wisata budaya dan petualangan di kawasan barat Indonesia, mempertemukan tiga kekuatan utama:
Editor : Redaksi